Celaka karena Salah Prosedur dan Pilot Tak Ikut Pelatihan

2 November 2018 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pilot (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pilot (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Lion Air JT-361 terbang dari Balikpapan menuju Surabaya pada 31 Januari 2014 lalu. Selama di udara, pesawat yang mengangkut 215 penumpang itu tidak mengalami kendala. Hanya saja, sistem autopilot tiba-tiba berhenti pada ketinggian 1.000 kaki. Kendala ini membuat proses pendaratan menjadi tidak normal.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, tail skid menyentuh landasan saat proses pendaratan. Padahal tail skid merupakan pelindung yang dibuat agar ekor pesawat tak langsung bergesekan dengan landasan.
Temuan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut, pilot bertanggung jawab atas insiden ini. Penyebabnya, pilot yang mempunyai jam terbang 3,7 ribu tersebut tidak pernah mengikuti pelatihan pendaratan keras.
Laporan KNKT terkait kecelakaan Lion Air (Foto: Repro kumparan/Dok, KNKT)
zoom-in-whitePerbesar
Laporan KNKT terkait kecelakaan Lion Air (Foto: Repro kumparan/Dok, KNKT)
“Kalau terkait human error berarti dua kru yang di depan itu (pilot dan kopilot) yang kita salahkan. Jadi harus dijelaskan apa penyebabnya. Apa karena training, kondisi genting atau yang lain,” kata Konsultan Penerbangan Gerry Soejatma kepada kumparan, Kamis (1/11)..
Kecelakaan ini menyebabkan dua penumpang mengalami luka serius dan tiga lainnya luka ringan. Sementara itu, pesawat mengalami kerusakan pada roda depan dan satu ban utama tail skid. Tidak hanya itu, sisi kiri bawah pesawat dan sisi kanan tengah atas badan penyok.
ADVERTISEMENT
16 tahun yang lalu, tepatnya 14 Januari 2002, kesalahan manusia mengakibatkan Lion Air JT-386 jurusan Jakarta-Batam gagal take off saat transit di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
Sebelum terbang, kru sudah melakukan checklist yang tertera dalam prosedur. Sayangnya, kru tidak memastikan pengaturan di bagian flap (sayap). Setelah diizinkan pihak bandara, pilot dengan pengalaman 17.266 jam 30 menit itu langsung tancap gas.
Laporan KNKT terkait kecelakaan Lion Air (Foto: Repro kumparan/Dok, KNKT)
zoom-in-whitePerbesar
Laporan KNKT terkait kecelakaan Lion Air (Foto: Repro kumparan/Dok, KNKT)
Pada saat proses take off, kru merasakan ada yang janggal karena suhu ruangan yang semakin panas. Lalu, pilot mengganti power dengan menaikkan kecepatan. Sayangnya, pesawat yang mengangkut 96 penumpang itu tetap tidak bisa terbang. Pilot akhirnya memutuskan untuk menghentikan pesawat.
Ketika pilot melakukan tindakan koreksi dengan memperpanjang rem, bagian depan pesawat Boeing 737-20 itu sudah membentur landasan pacu. Hingga akhirnya, pesawat keluar dari landasan hingga menabrak pohon dan berhenti 275 meter dari ujung landasan.
ADVERTISEMENT
KNKT menyebutkan, human error menjadi penyebab insiden yang membuat satu penumpang mengalami patah tulang di bagian kaki. Pasalnya, tidak ada kerusakan kondisi mesin. Selain itu, cuaca pada saat mau terbang juga tidak bermasalah.