Cerita Citarum, Doni Monardo Sebut Limbah COVID-19 Keluarga Paling Mengancam

15 Februari 2021 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Doni Monardo bersyukur telah negatif COVID-19. Foto: Satgas COVID-19
zoom-in-whitePerbesar
Doni Monardo bersyukur telah negatif COVID-19. Foto: Satgas COVID-19
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengungkapkan limbah medis COVID-19 yang paling mengancam dan perlu segera diantisipasi. Ia adalah limbah yang berasal dari keluarga.
ADVERTISEMENT
"Lazimnya limbah dikelola oleh rumah sakit atau tempat isolasi terpusat itu sudah ada pihak atau panitia yang bertanggung jawab untuk kelola limbah medis. Namun yang perlu diantisipasi adalah limbah medis dari keluarga, terutama masker," kata Doni.
Pernyataan Doni disampaikan dalam webinar bertema Penguatan Pengelolaan Limbah Medis COVID-19 di Fasyankes, di channel Youtube Direktorat Kesehatan Lingkungan, Senin (15/2).
Doni kemudian bercerita soal pengalamannya menjadi Pangdam, baik di Maluku dan Jawa Barat. Salah satunya soal masalah sampah di Sungai Citarum.
"Saya pernah bertugas di Maluku dan Jabar, salah satu yang terjadi adalah kerusakan ekosistem terutama di sungai, hampir semua di daerah, di Jabar khususnya sungai citarum, adalah tempat pembuangan limbah atau sampah raksasa. Dan Sungai Citarum salah satu yang tercemar di dunia, dari 10 sungai tercemar di dunia," urainya.
ADVERTISEMENT
"Sebagai bangsa harusnya kita malu, kenapa kita membiarkan sampah begitu banyak berada di sungai. Bukan hanya Citarum, tapi banyak sungai besar kita yang kasusnya itu sudah sangat mengkhawatirkan. Baik tercemar sedang dan berat," imbuh dia.
Warga mengambil sampah di muara pertemuan antara Sungai Citepus dan Sungai Citarum yang tercemar limbah di Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/1). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Kata Doni, mumpung masih belum terlambat dan punya kesempatan yang banyak. Sebab, saat ini satu kegiatan pengelolaan limbah COVID-19 dalam satu komando, kebijakan pusat ke daerah hampir sama.
"Ini yang penting bagi kita untuk edukasi dan sosialisasi, sehingga seminar ini menurut saya penting dan harus ditransformasikan sampai ke tingkat yang lebih rendah lagi untuk bisa diketahui masyarakat agar tahu gimana caranya setiap hari masker bekas dikumpulkan. Lantas dalam kurun waktu tertentu ada petugas yang mengambil.," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Ini menurut saya seminar ini harus berikan solusi nyata, berikan masukan nyata kepada masyarakat gimana secara komunitas kita semua mampu mengelola limbah masker ini. Kalau tidak maka ancaman yang terjadi adalah kerusakan ekosistem," tutupnya.
Kepala BNPB Doni Monardo memimpin rapat koordinasi penanganan COVID-19 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Foto: BNPB