Cerita dari 'Alumnus' Wisma Atlet: Antara Kesepian, Stres, dan Melawan COVID-19

24 Februari 2021 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Dok. Mutiara
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Dok. Mutiara
ADVERTISEMENT
Upaya seorang pasien COVID-19 berinisial EK hendak bunuh diri dari lantai 20 Tower 9 Wisma Atlet Pademangan berhasil digagalkan oleh dua prajurit TNI.
ADVERTISEMENT
Pasien berusia 50 tahun yang merupakan seorang TKW itu ingin bunuh diri lantaran depresi karena rindu dengan keluarganya di kampung.
Kini EK sudah mendapat pendampingan dari psikiater. EK diberi motivasi, obat, dan hal lainnya yang membuat EK tenang kembali.
Dengan adanya peristiwa ini, membuat sebagian orang menebak-nebak apa saja sih kegiatan selama isolasi di Wisma Atlet. Apa bisa membuat stres?
Untuk mengetahuinya, kumparan berbincang dengan 'alumnus' Wisma Atlet, Mutiara, Rabu (24/2). Karyawati di sebuah perusahaan di Jakarta ini menjalani isolasi di Wisma Atlet pada akhir Desember 2020 setelah dinyatakan positif COVID-19.
Foto aerial suasana Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Kamis (28/1/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Mutiara bercerita kegiatannya selama menjalani isolasi beberapa hari. Dari bangun tidur hingga tidur lagi.
"Bangun tidur, rapi-rapi, muter bawah sebentar, nanti pas jam 11-an balik ke atas, bebersih lalu kegiatan kosong. Habis itu makan siang, sore muter lagi kalau ndak di bawah, ya di rooftop yang lebih sepi dan nyaman. Maghrib balik ke atas, kegiatan kosong, makan, tidur. Dan gitu terus," cerita Muti yang kini sudah bugar kembali.
Suasana kamar isolasi OTG di Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Dok. Mutiara
Pihak Wisma Atlet juga menyiapkan sejumlah kegiatan yang bisa diikuti para pasien. Dari jalan santai hingga olahraga lainnya.
ADVERTISEMENT
"Setiap pagi dan sore ramai di bawah. Teman-teman pada lari atau jalan santai, main voli, kadang ada senam. Bahkan pernah ada lomba semacam 17 Agustusan, seperti memasukkan paku ke botol. Jadi kalau suntuk di atas dan butuh hiburan lihat teman-teman main, pasti [aku] ke bawah," tutur Muti.
Muti bercerita, saat isolasi ia sempat mempunyai teman satu unit. Hal itu yang dinilainya bisa meminimalisasi rasa suntuk. Sebab, dari awal Muti sudah memohon kepada pihak dokter bahwa dia tidak berani tidur sendiri di unit.
Sejumlah petugas tenaga kesehatan beraktivitas di taman Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Kamis (12/11/2020). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

Rajin Video Call dengan Orang Tersayang

Muti menegaskan, faktor keluarga dan teman menjadi penyemangat paling penting. Meski ada teman satu unit, ia tetap rajin video call dengan orang-orang tersayang.
ADVERTISEMENT
"Rasanya kalau sehari enggak ada video call dari teman atau keluarga kayak bingung, kok aku sendiri banget rasanya. Karena aku jarang ngobrol sama roommate juga. Tapi at least agak tenang kalau di kamar ada orang lain," ujar Muti.
Namun, suasana sepi menghantui akhirnya dirasakan Mutiara juga. Sebab, teman satu unitnya pulang terlebih dahulu karena sudah selesai isolasi.
"Jadi waktu itu pernah roommate-ku pulang duluan karena sudah selesai masa isolasi, terus [aku] sendirian di ruangan, tuh takut banget. Enggak ada nakes yang survei atau cek-cek ke kamar juga, kan," katanya.
Muti memang tergolong bergejala sangat ringan, jadi pemantauan hanya dilakukan pada waktu tertentu. Sekaligus saat pemberian vitamin/suplemen atau obat.
"Jadi aku pas sore menjelang Magrib aku chat-in nakesnya mulu. Bilang aku ketakutan, deg-degan, stres, hehehe... lebay deh intinya. Eh, syukurlah mereka langsung ke tempatku buat nengok terus cariin kamar lain yang bisa aku tebengin hehehe," ceritanya.
ADVERTISEMENT
Setiap akhir pekan, keluarga Mutiara biasanya menengok untuk mengantar sesuatu atau menyemangatinya. Nah, bisa ngobrol memang, tapi dari jarak jauh.
Pasien corona di wisma atlet menikah via Zoom. Foto: Wisma Atlet
"Mereka kirim makanan atau barang. Jadi kita ngobrol dari parkiran ini jauh-jauhan sembari teriak atau video call," tutur Mutiara sembari tertawa.
Wisma Atlet memiliki 10 tower dengan rincian, 7 tower berlokasi di Blok D Kemayoran (Wisma Atlet Kemayoran) dan 3 tower di Blok C Pademangan (Wisma Atlet Pademangan).
Kata Pengurus Wisma Atlet soal Kejenuhan
Koordinator Operasional RSD Wisma Atlet, Kolonel Stefanus Dony, mengungkapkan memang pasti ada kejenuhan yang dirasakan oleh para pasien COVID-19. Apalagi bagi mereka yang tidak biasa hidup sendiri.
ADVERTISEMENT
Dia menuturkan, selama diisolasi, para pasien selain mendapat vitamin atau obat juga menerima bimbingan konseling dari tim psikolog yang berada di fasilitas pemerintah itu.
Selain untuk bimbingan, para psikolog juga ditugaskan untuk menghibur para pasien dan tenaga kesehatan, sehingga diharapkan dapat menghilangkan kejenuhan selama isolasi.
"Memang sudah ada program untuk semua pasien. Bahkan, nakes juga ada giat (kegiatan) dari psikologi agar selalu tetap semangat dan menghilangkan kejenuhan," ujar Dony.