Cerita Ganjar Tangani Wadas: Saya Dicaci, Dimaki, tapi Saya Terima

26 Oktober 2022 11:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganjar rapat bersama BPN dan BBWS di Pemprov Jateng membahas soal konflik di Wadas. Foto: Pemprov Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Ganjar rapat bersama BPN dan BBWS di Pemprov Jateng membahas soal konflik di Wadas. Foto: Pemprov Jateng
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbicara mengenai penanganan kasus di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Konflik Agraria di Desa Wadas tersebut terjadi karena penolakan masyarakat atas penambangan batu andesit.
ADVERTISEMENT
Menurut Ganjar, ia sudah melakukan upaya dialog dan turun langsung ke warga terdampak.
"Saya ngurusin Wadas itu, itu kan melibatkan PUPR, ada camat dan juga bupati, tapi karena izin lokasinya kan di saya, ya sudah saya ambil alih. Saya ajak dialog, perempuan dengan perempuan, kiai degan kiai," ujarnya saat menjadi pembicara di acara Guarding Energy Transition in Indonesia and Beyond dalam rangkaian G20 yang digelar oleh HIMPUNI di Bogor, Jabar, Rabu (26/10).
Saat turun langsung ke warga terdampak, imbuhnya, ia menerima caci maki warga yang menolak penambangan. Ganjar juga menyebut pro dan kontra hal yang wajar.
Ia mengaku telah menampung pendapat warga yang menyatakan penambangan batu andesit sebagai ancaman lingkungan. Namun di sisi lain, ia juga memperoleh data dari ahli lingkungan yang memiliki pendapat yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat enggak ketemu langsung, enggak puas. Jadi saya harus turun, dicaci, dimaki diterima. Dijelaskan dengan data, maka sering kalau komunikasi yang enggak formal saya upload ke medsos, agar publik teredukasi," ujarnya.
"Maka ini (kasus wadas) merusak lingkungan, data lain ini data lingkungannya, kan di luar itu ada kepentingan bisnis, politik, kontestasi, maka ini kaitannya dengan komunikasi dan aspek lingkungannya, kita kontrol," imbuhnya.
Anggota Polisi berjaga saat warga yang sempat ditahan tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO
Ganjar menyebut dirinya tak jarang menolak upaya eksploitasi sumber daya alam, namun hal itu tak banyak dibahas dan diangkat ke publik.
Lebih lanjut, ia juga mengaku harus berhadapan dengan beberapa pihak yang memiliki kepentingan dan kekuasaan di balik upaya eksploitasi alam.
"Saya ini orang yang beberapa kali menolak upaya eksploitasi sumber daya alam, tapi penolakan itu bukan sesuatu yang populer untuk dibahas," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Maka aspek kita kontrol itu teknologi, kita masukkan, penegakan hukum, kadang-kadang kita berkelahi juga, emang kalau kita nggak mau nutup mereka nggak punya backing? Punya macam-macam, itu butuh negosiasi, pada saat ini butuh power, butuh seni untuk berkomunikasi," tandasnya.