Cerita Guru SD di Temanggung Soal Sosok Anak yang Diruwat: Pintar dan Tak Nakal

20 Mei 2021 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pintu gerbang SDN 1 Bejen Temanggung, tempat sekolah anak di Temanggung yang diruwat hingga tewas. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pintu gerbang SDN 1 Bejen Temanggung, tempat sekolah anak di Temanggung yang diruwat hingga tewas. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus meninggalnya seorang anak berusia 7 tahun di Temanggung, usai diruwat menyita perhatian. Anak itu berinsial A dan merupakan siswa kelas I di SDN Bejen 1 Temanggung, Jawa Tengah. Sujito, salah satu guru di sekolah itu mengatakan A ini merupakan sosok siswi yang pintar di sekolahnya. Sujito juga mengatakan A ini merupakan anak yang dikenal tidak nakal. "Paling pintar bacanya itu lancar. Saya kan guru olahraga, itu sering saya ke kelas pas kemarin tatap muka seminggu dua kali. Saya suruh maju baca itu paling pintar di antara teman-temannya. Enggak nakal," ujar Sujito, saat ditemui kumparan di sekolah, Kamis (20/5).
ADVERTISEMENT
Sujito juga heran A meninggal tragis di tangan orang tuanya sendiri dan juga dukun karena dianggap anak nakal titisan genderuwo yang menyebabkan harus diruwat hingga akhirnya tewas. Padahal, sosok A saat di sekolah waktu tatap muka merupakan anak yang baik dan suka bergaul.
Sujito bukan merupakan wali kelas I tempat A mengenyam pendidikan, namun dia tahu persis respons para guru-guru saat selama 4 bulan A tidak masuk.
Bahkan, sejumlah guru ada yang mendatangi rumah orang tua A menanyakan kondisi siswi didiknya itu.
"Empat bulan nggak keliatan tapi gurunya sering ke sana (rumahnya) nanyakan itu. Katanya (orang tua) di tempat mbah (kakeknya). Orang tua selalu bilang gitu," ujar Sujito. Sujito juga mengatakan selama empat bulan hilang sejak Januari, orang tua A pernah beberapa kali datang ke sekolah dan mengumpulkan tugas-tugas sekolah yang terbengkalai.
ADVERTISEMENT
"Sering ibunya ke sini (sekolah), numpuk (mengumpulkan) tugas. mungkin ibunya yang ngerjain. Kemunginan orang tuanya yang ngerjain (tugas)," lanjut Sujito.