Cerita Ibunda Abi, Korban Pengeroyokan di Toko Vape Pejompongan

8 September 2017 19:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pengeroyokan (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengeroyokan (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ini ibunda Abi Qowi Suparto Rosani Nani Sari, korban tewas pengeroyokan di Toko Vape, Pejompongan, menyambangi Polda Metro Jaya. Kedatangannya itu bertujuan untuk melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
ADVERTISEMENT
Saat ditemui wartawan, raut wajah Rosani terlihat pucat. Nampaknya masih tak terima, bahwa anaknya meninggal dengan cara yang sia-sia.
Rosani bercerita, mulanya, pada tanggal 28 Agustus yang lalu, sang suami dihubungi oleh seseorang bernama Firman, yang mengabarkan bahwa putra sulungnya itu, ditemukan dalam kondisi kritis, di Jalan Penjernihan 29, Pejompongan, Jakarta Pusat. Suami Rosani kaget bukan kepalang, tanpa pikir panjang sang suami pun langsung menuju lokasi yang diceritakan Firman tersebut.
"Datang ke sana anakku kritis. Terus dibawa ke Rumah Sakit Tanah Abang, kritis. Di Tanah Abang tidak ada perawatan, lalu dikirim ke Rumah Sakit Tarakan," ucap Rosani, di Polda Metro Jaya, Jumat (8/9).
Dia mengatakan, saat itu juga Abi langsung dirujuk ke UGD. Namun, karena kondisinya kian parah, selang satu hari ia lalu dipindahkan ke ruang ICU.
ADVERTISEMENT
Selama dirawat di ICU, Abi sedang berada dalam kondisi koma, hingga akhirnya, sepekan kemudian, ia dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
"Aku ketemu anakku udah kritis. Koma selama enam hari. Hari Minggu (3/9) dia meninggal pukul 17.00 WIB sore," kata Rosani.
Saat berkomunikasi dengan dokter, Rosani diberi tahu bahwa Abi mengalami banyak luka lebam akibat benda tumpul. Tak hanya itu, putranya yang berprofesi sebagai sopir angkot itu, juga mengalami pendarahan di bagian otak.
"Kondisi fisiknya lebam. Menurut dokter pendarahan di otak, akibat benda tumpul," tutur Rosani.
Rosani tak bisa bercerita bagaimana reaksi orang-orang di toko vape itu, ketika sang suami datang untuk menjemput Abi. Pasalnya, ia sendiri tak ikut menjemput karena tak kuasa melihat kondisi Abi.
ADVERTISEMENT
"Yang ikut adiknya, dia cuma bilang 'Mah, Mas Qowi kritis'," lanjutnya.
Abi diketahui jarang pulang ke rumahnya. Seminggu sebelum kejadian, Abi sempat pulang ke rumah, dan mengabari Rosani, bahwa ia kini telah bekerja sebagai sopir angkot.
"Ya saya bilang ya Alhamdulilllah ya. Inget satu, jujur, jangan lupa salat lima waktu. 'Nanti Kamis aku ke tempat mama lagi ya'," ujar Rosani menirukan ucapan anaknya. Sayangnya, saat bertemu kembali, ia justru menemui kondisi anaknya yang sudah tak sadarkan diri.
Rosani mengaku, sebenarnya ia sudah mengikhlaskan kepergian anaknya yang sering disapa Qowi itu. Namun, dua hari selepas putranya meninggal, ia mendapatkan sebuh video berisi rekaman pengeroyokan yang dilakukan oleh tujuh pelaku kepada anaknya. Akhirnya keluarganya pun melaporkan kejadian itu kepada polisi.
ADVERTISEMENT
"Aku enggak bisa ini ya karena itu tadinya keluarga sudah mengikhlaskan, tiba-tiba dua hari setelah tahlilan ada temannya yang bilang, 'Ini Bu ada videonya'. Tapi aku enggak lihat karena enggak sanggup," pungkasnya.