Cerita Iyan, Supporter Indonesia yang Sempat Ditahan Polisi Malaysia

25 November 2019 22:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Iyan Prada Pribowo saat tiba di markas Suporter Indonesia Pulau Bali (SIPB) yang juga kediamannya di Jalan Pemuda, Renon, Bali, Senin (25/11) malam. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Iyan Prada Pribowo saat tiba di markas Suporter Indonesia Pulau Bali (SIPB) yang juga kediamannya di Jalan Pemuda, Renon, Bali, Senin (25/11) malam. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Iyan Ptada Pribowo langsung sujud di depan markas Suporter Indonesia Pulau Bali (SIPB) yang juga kediamannya di Jalan Pemuda, Renon, Bali, Senin (25/11) malam.
ADVERTISEMENT
Dia baru saja tiba setelah ditahan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) sejak Selasa (19/11) lalu karena isu teror bom di media sosial yang diunggah oleh rekannya bernama Andreas Setiawan. Bersama Andreas, Iyan dan Rifki Chorudin ikut diperiksa polisi atas unggahan video tersebut.
Iyan tiba di rumahnya sekitar pukul 20.30 WITA, mengenakkan jaket hitam, celana olahraga, dan topi hitam. Dia tampak membawa sebuah tas ransel dan tas pinggang. Begitu kaki menginjak teras rumah, dia langsung sujud dan masuk ke rumah bertemu keluarganya. Di tampak mengusap air matanya.
Iyan Prada Pribowo saat tiba di markas Suporter Indonesia Pulau Bali (SIPB) yang juga kediamannya di Jalan Pemuda, Renon, Bali, Senin (25/11) malam. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sekitar tiga menit kemudian, Iyan keluar dari rumah dengan mata yang cukup sembab. Sekitar 20 orang rekannya yang terdiri dari laki-laki dan perempuan langsung menyambut Iyan. Memeluk Iyan dan mengusap kepalanya. Air mata Iyan tiada henti terus menetes.
ADVERTISEMENT
Setelah mengepul sebuah asap dari rokok yang ada di mulutnya, Iyan tampak tenang. Sambil sesekali mengusap air matanya, Iyan mulai bercerita.
“Kami bertiga ditangkap atas dasar komen teman kami dan kami baru tahu itu setelah di stadion. Begitu masuk, tiba-tiba, Andre ditangkap, saya kira ada Casual (fans sepak bola Indonesia), langsung saya kejar karena yang tangkap kan pakai baju Casual,” kata Iyan dengan suara terpotong-potong.
Suasana di rumah Iyan Prada Pribowo di Jalan Pemuda, Renon, Bali, Senin (25/11) malam. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Kaget melihat Andreas ditangkap, Iyan mengejar petugas dan Andreas. Petugas mengaku, Andreas hendak diwawancara. Iyan juga diminta untuk ikut petugas yang menyeret Andreas.
“Saya kejar, saya tanya. 'Ada apa Andre, ada apa tuan kenapa ini, teman saya mau diapain',” tanya Iyan kepada petugas itu.
“Kamu siapa,” kata Iyan meniru ucapan petugas itu.
ADVERTISEMENT
“Saya kawannya ini,” jawab Iyan menunjuk Andreas.
“Rombongan dari Bali juga, ayo kamu ikut juga, kamu Iyan kan, ayo ikut,” lanjut Iyan.
Ketiganya lalu diboyong ke kantor polisi untuk diinterogasi dan ruangan mereka dipindah-pindah karena bercampur dengan narapidana lainnya.
“Di sana satu ruangan, pertama kami satu ruangan Andre, saya dan Rifki dan preman Bangladesh dari teman dari Indonesia pun ada, keluar terus dimasukin ke lokap (sel tahanan) 3, bareng narapidana Korea dan Cina. Karena dia risih kita di ke lokap 6, lokap 6 penuh kita di-over ke lokap 4. Disana lah kita selama 6 hari,” kata Iyan.
Setelah itu, Iyan tidak sanggup meneruskan ceritanya. Mulutnya tak bisa berkata-kata proses pemeriksan yang dia lakukan. Air matanya terus mengalir. Cuma satu yang dia harap rekannya, Andreas bisa pulang ke Indonesia.
Suasana di rumah Iyan Prada Pribowo di Jalan Pemuda, Renon, Bali, Senin (25/11) malam. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Iyan juga berharap PSSI dan Kemenpora melepas satu suporter Indonesia, Andreas Septiawan yang masih ditahan Polisi Diraja Malaysia (PDRM).
ADVERTISEMENT
“Mudah-mudahan teman kita (Andreas) yang di sana juga segera bebas. Karena itu semata-mata tidak ada niat atau unsur untuk berkata seperti itu,” kata pria yang juga Ketua SIPB ini.
“Saya berterima kasih kepada KBRI, bukan PSSI. Kita dukung sepak bola Indonesia, kenapa pada saat kita ada masalah PSSI kabur. Katanya mau menyelesaikan masalah tapi hilang seketika, mana tanggung jawab Menpora, mana tanggung jawab PSSI? Tidak ada,” kata Iyan.
Menurut Iyan, suporter Indonesia mendukung sepak bola Indonesia dengan hati. Suporter bahkan rela berutang sana-sani demi motivasi pemain sepak bola agar menang. Tapi, saat tersulut masalah, organisasi sepak bola Indonesia tak kelihatan moncong hidungnya.
“Kita dukung karena hati, dia bekerja karena uang. Saya minta perubahan PSSI harus lebih baik lagi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Iyan, Andreas Septiawan dan Rifki Chorudin ditahan Selasa (19/11) saat menonton laga Indonesia va Malaysia di Stadion Bukit Jalil dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Iyan dan Rifki telah dipulangkan ke Indonesia. Sementara itu, Andreas masih ditahan oleh pihak Malaysia.