Cerita Korban Gempa 4,8 M di Bali: Kaget Ada Longsor, Anak Tewas Tertimbun

16 Oktober 2021 16:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengamati rumah yang rusak tertimbun longsoran bukit akibat gempa di kawasan Trunyan, Kintamani, Bangli, Bali, Sabtu (16/10/2021). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengamati rumah yang rusak tertimbun longsoran bukit akibat gempa di kawasan Trunyan, Kintamani, Bangli, Bali, Sabtu (16/10/2021). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Dede Solihin Adi Putra sedang terlelap saat tiba-tiba saja guncangan melanda rumahnya yang berada di Desa Terunyan, Kabupaten Bangli, Bali, pada Sabtu dini hari.
ADVERTISEMENT
Waktu menunjukkan pukul 04.00 WITA, Sabtu (16/10), saat gempa berkekuatan 4,8 magnitudo melanda Bali. Berpusat di Kabupaten Karangasem, guncangan terasa hingga rumah Solihin.
Solihin langsung terbangun karena gempa tersebut. Saat itu, terdapat 7 anggota keluarganya yang juga sedang tertidur pulas saat gempa melanda. Mereka langsung terbangun lalu panik menyelamatkan diri ke luar rumah.
Belum sempat membuka pintu rumah, mereka telah mendengar suara longsor dari bukit. Mereka berusaha ke luar dari rumah secepat mungkin. Mereka takut longsor menimbun rumah mereka.
"Kurang dari semenit langsung longsor. Kami lagi tidur langsung melarikan diri tapi enggak sempat, mau lari ke danau juga enggak sempat, langsung longsor dari belakang," kata Solihin kepada wartawan di Kota Denpasar.
ADVERTISEMENT
Ternyata tak semua anggota keluarnya berhasil meninggalkan rumah. Anak sulung Solihin bernama Lionel Adi Putra (8) tewas dalam insiden ini.
Adi dan bibinya tertimbun tanah longsor. Bibinya berhasil dievakusi dan selamat. Namun Adi tewas di tempat.
"Kami 6 orang selamat, dua meninggal, termasuk anak saya. Almarhum sama bibinya mau menyelamatkan diri tapi kena runtuhan (dan akhirnya meninggal)," ungkap Solihin.
Prosesi penguburan jenazah Lionel Adi Putra, korban gempa di Bali. Foto: Dok. Istimewa
Adi yang merupakan siswa SD kelas 2 itu kini dimakamkan di Kuburan Islam Panjer di Jalan Waturenggong, Denpasar. Jenazah dikuburkan sekitar pukul 13.45 WITA.
Ibunya, Putu Wahyuni, tak kuasa membendung air mata. Ia mengingat kenangan terakhirnya bersama anaknya itu.
Sehari sebelumnya, Adi membantu ibunya berjualan ikan di pasar. Padahal sebelumnya, ia tidak pernah ikut.
ADVERTISEMENT
"Kemarin dia tumben sama ibunya pergi jualan. Biasanya enggak pernah ikut jualan. Ibunya yang ngajak. Dia mau (ikut jualan), biasanya enggak pernah ikut. (Ibunya) jualan ikan," kenang Solihin.
Gempa yang mengguncang Bali itu menimbulkan 3 orang tewas dan 7 orang patah tulang.
Adapun tiga orang yang meninggal dalam peristiwa tersebut yakni Ni Kadek Wahyu (25) dan Lionel Adi Putra di Kabupaten Bangli, serta Ni Luh Meriani (3) di Kabupaten Karangasem.