Cerita Mahasiswa di Surabaya Ingin Suap Dosen karena Dapat Nilai E

11 Agustus 2020 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dosen Pria. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dosen Pria. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Cerita seorang dosen menolak uang sogokan dari mahasiswa bernilai E viral di media sosial. Unggahan itu bermula dari akun Twitter @bu_karlin pada Senin (10/8). Pemilik akun itu mengunggah riwayat percakapan WhatsApp dengan mahasiswa itu.
ADVERTISEMENT
Dalam chat itu, mahasiswa tersebut memohon kepada dosen agar meluluskan dari mata kuliah karena nilainya E. Mahasiswa itu rela membayar berapa pun agar tidak mengulang lagi mata kuliah tersebut. Akan tetapi, dosen tersebut menolak menerima bayaran itu.
"Termasuk nilai, tidak semua bisa dibeli dengan uang. Ingat kata-kata saya ini sampai kapan pun," tulis dosen itu di pesan WhatsApp.
Usut punya usut, pemilik akun @bu_karlin merupakan seorang dosen akuntansi di sebuah kampus di Surabaya. Karlin mengatakan, mahasiswa tersebut mendapat nilai E karena memang banyak komponen penilaian yang kosong. Seperti, nilai kehadiran, tugas, dan Ujian Tengah Semester (UTS). Sehingga saat diinput ke sistem hasilnya nilai E.
"Ujian Akhir Semester (UAS) ikut karena saya japri (jalur pribadi). Otomatis yang muncul hanya UAS dan itu enggak bisa diangkat, kalau pun minta perbaikan tidak bisa," ujar Karlin kepada kumparan, Selasa (11/8).
com-Ilustrasi Ujian Foto: Shutterstock
Karlin menambahkan, mahasiswa tersebut mengikuti kelas salah satunya Akuntansi Keperilakuan dengan salah satu penekanan pada pentingnya menanamkan kejujuran. Selama pandemi kuliah tersebut dilakukan secara daring.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, mahasiswa tersebut sudah mengulang sekali di mata kuliah yang ia ajar. Karlin juga menegaskan, nilai E didapatkan bukan karena mata kuliah itu susah tetapi karena tidak aktif kuliah.
"Bukan susah, karena enggak masuk. Selama daring tugas dan kehadiran kosong. Karena apa tidak tahu," pungkasnya.
Ilustrasi nilai buruk Foto: Pixabay
"Saya pesankan ke mahasiswa sebagai akuntan bekerja di bidang akuntansi kalau tidak jujur, bahaya. Karena yang tahu akuntansi, metode-metode, teknik-tekniknya ya orang akuntansi, kalau tidak jujur bisa memainkan data," imbuhnya.
Karlin memahami sebagai anak muda, mahasiswa bisa sangat berapi-api dalam membuat sebuah keputusan. Untuk itu, ia mencoba menghubungi kembali mahasiswa tersebut untuk mencari tahu penyebab ketidakaktifannya dan berusaha memotivasi.
"Setelah saya tolak, mahasiswanya mau mengulang, saya bilang kalau terpenuhi masih bisa dapet nilai A," imbuhnya.
ADVERTISEMENT