Cerita Masa Kecil Jokowi, Makan 1 Telur untuk 4 Orang

12 Februari 2019 17:27 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi Foto: Cornelius Bintang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi Foto: Cornelius Bintang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi menceritakan masa kecilnya saat menghadiri pembagian bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Graha Insan Cita Bakti Jaya, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2). Jokowi mengatakan hal itu saat berdiskusi dengan salah seorang penerima bansos PKH.
ADVERTISEMENT
Awalnya, ibu dari Depok penerima PKH menjelaskan akan menggunakan uang bantuan untuk memenuhi gizi keluarganya. Termasuk dengan menyokong makan sehari-hari dengan telur.
Mendengar hal itu, Jokowi teringat kehidupan masa kecilnya yang hidup susah. Dia menuturkan, saat kecil pernah memakan satu telur harus dibagi bersama tiga saudarinya.
"Wah gizinya gede (telur). Saya waktu kecil, orang tua saya kalau ada 1 telur, dibagi 4, saya paling kecil. Benar ini, banyak Bapak-Ibu mengalami itu?" kata Jokowi di lokasi.
Tak sampai di situ saja, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menceritakan masa kecilnya yang harus berpindah tempat tinggal. Hal itu terjadi lantaran rumah orang tua Jokowi yang berada di tepi sungai digusur.
ADVERTISEMENT
"Saya dulu lahir di pinggir kali, digusur. Pernah digusur? Belum? Jangan pernah ada yang digusur, sedih kalau ingat saya. Sehingga saya hampir 2 tahun di tempat kakak dari ibu saya," ujar Jokowi.
"Orang tua saya hidup di pinggir kali, alhamdulillah bisa menjadikan saya, membesarkan saya, menyekolahkan saya. Meskipun pontang-panting, itulah tugas orang tua," lanjutnya.
Jokowi bercerita demikian agar para penerima dana PKH yang ada di lokasi tersebut dapat mengambil hikmah dari perjalanan hidupnya. Sehingga, mampu memberikan keberhasilan terhadap masing-masing keluarga.
"Artinya saya ingin anak-anak ibu semuanya, kalau anaknnya sehat, pinter sekolah, jangan ada yang takut untuk bermimpi. Anak bisa jadi menteri, presiden, bisa insyaallah. Boleh bermimpi, bercita-cita. Kenapa tidak?" tandasnya.
ADVERTISEMENT