Cerita Megawati saat Sukarno Pacari Gadis Belanda untuk Belajar Bahasa

24 November 2020 16:03 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Pertama Indonesia Sukarno bersama istrinya Fatmawati (kanan), putra mereka Guntur (kedua dari kanan) dan putrinya Megawati (kedua dari kiri). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Pertama Indonesia Sukarno bersama istrinya Fatmawati (kanan), putra mereka Guntur (kedua dari kanan) dan putrinya Megawati (kedua dari kiri). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Putri Presiden Pertama, Sukarno, Megawati Soekarnoputri, kembali mengisahkan sosok ayahnya. Kali ini, Megawati bercerita Bung Karno sebagai seorang pembelajar.
ADVERTISEMENT
Megawati mengatakan kakeknya sangat menginginkan Sukarno belajar karakter penjajah, saat itu Belanda. Salah satunya dengan menguasai bahasanya.
"Kakek kami panggilnya eyang kakung, sangat menginginkan Bung Karno jadi seorang manusia Indonesia yang harus mengerti bagaimana watak penjajah. Jadi kalau saya dengar dari kakak Bung Karno, kakak perempuan, ceritakan bahwa eyang kakung sampai menyuruh Bung Karno masuk sekolah Belanda untuk mengerti gimana cara berpikirnya Belanda, sampai untuk bisa berbicara bahasa Belanda yang baik," cerita Megawati.
Hal itu disampaikan Mega dalam paparan virtual acara 'Pembukaan Pameran Daring Bung Karno dan Buku-bukunya', Selasa (24/11). Turut hadir dalam acara itu Mendikbud Nadiem Makarim.
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri sebelum pelantikan Tri Rismaharini sebagai Ketua Bidang Kebudayaan PDI Perjuangan di DPP PDIP, Jakarta, Senin (19/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Eyang kakung bilang kamu mesti punya pacar gadis Belanda. Sampai sedemikian rupa membentuk karakter dari Bung Karno," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Megawati menyebut kakeknya seorang Jawa asal Jawa Timur, adalah seorang filsuf beragama Islam. Sementara neneknya berasal Bali. Karakter keduanya membentuk Sukarno yang dikenal sebagai pemimpin karismatik.
"Saya pernah bertanya ke ayah saya, 'betul Bapak dapat pacar yang namanya gadis Belanda? Oh iya, saya dapat. Terus kenapa enggak jadi? Saya enggak mau jadikan dia istri, cuma mau belajar bahasa Belanda," tuturnya.
Sukarno-Hatta bersama wartawan asing. Foto: kitlv.nl
"Pernah ketemu lagi? Oh iya, untung enggak jadi suaminya, dia sudah jadi perempuan yang gemuk. Bapak saya orangnya humoris, jadi bayangkan karakter ini selain melihatnya dia seorang politisi, dia pejuang. Dia manusia, sangat humanis," beber Megawati.
Selain menguasai bahasa, Sukarno juga sangat haus dengan buku yang dia sebut sebagai jendela dunia. Jumlahnya bahkan puluhan ribu di Istana Merdeka saat Sukarno menjadi presiden.
ADVERTISEMENT
"Saya tahu beliau punya fotografik memori, menata sendiri buku-bukunya sendiri di lemari buku yang sampai hari ini ketika kami harus keluar dari Istana, buku-buku itu dibiarkan beliau. Padahal mungkin jumlahnya 20-30 ribu, bertebaran di Istana Merdeka. Ada juga di istana negara, di istana Bogor yang saya dengar sudah mulai diarsipkan, ditata," tutupnya.