Cerita Menkes soal Vaksin Sinopharm Hibah UEA Diberikan untuk Disabilitas

2 Agustus 2021 19:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes Budi Gunadi Sadikin. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Budi Gunadi Sadikin. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan menyuntikkan 450 ribu dosis vaksin corona Sinopharm yang merupakan hibah dari Uni Emirat Arab (UEA) kepada kelompok penyandang disabilitas. Sebab, kini disabilitas menjadi salah satu kelompok yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pengalokasian vaksin untuk penyandang disabilitas ini merupakan upaya pemerintah agar mereka bisa ikut divaksin. Hal ini juga turut didorong oleh Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia, yang juga penyandang disabilitas.
"Jadi memang ini dimulai dengan Ibu Angkie, 'aduh tolong dong, ini disabilitas dijadikan priority target'. Saya terus terang waktu itu belum kebayang tentang disabilitas. Jadi saya senang sekali diingatkan oleh Mbak Angkie. 'Pak, ini jangan sampai lupa yang ini'. Saya terharu sekali. Saya senang sekali melihat disabilitas disuntik, habis itu terus terang juga, di luar Mbak Angkie saya juga jalan ke RS jiwa," jelas Budi dalam keterangan pers virtual, Senin (2/8).
"Tapi memang ini adalah orang-orang yang khusus, dan kalau tidak dibantu akan sangat sulit mereka bersaing dengan teman temannya yang sehat untuk vaksinasi," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, vaksin Sinopharm ini awalnya hanya ditujukan untuk Vaksin Gotong Royong (VGR) alias berbayar. Presiden Jokowi sempat memutuskan mengalihkan pemberian vaksin Sinopharm untuk calon jemaah haji, namun akhirnya pengiriman haji dari Indonesia dibatalkan.
"Pak Presiden terima grand dari UEA ada 500 ribu [dosis], cuma 50 ribu ada alokasi khususnya itu sempat saya nanya. 'Pak, ini mau diapain?'. Tadinya dipakai untuk komponen Vaksin Gotong Royong, kemudian Pak Presiden ngomong 'Jangan dong. Ini kan hadiah dari raja [UEA]. Masa saya kasih untuk itu. Kasihlah sesuatu yang bermanfaat buat rakyat, ini aja buat haji. Saya mau supaya dikasih supaya naik haji'. Eh, begitu dikasih ternyata naik hajinya enggak jadi waktu itu," jelas Budi.
ADVERTISEMENT
Setelah pengiriman calon jemaah haji dari Indonesia batal, Budi pun mengusulkan agar vaksin hibah ini diberikan ke kelompok penyandang disabilitas.
Bantuan Uni Emirat Arab (UEA) berupa vaksin Sinopharm dan tabung oksigen untuk Indonesia. Foto: dok Kedubes UEA di Jakarta
"Karena ini hibah diberikan pribadi pada Pak Presiden, akhirnya saya bilang 'Pak Presiden, saya pernah ikut sama Mbak Angkie itu disabilitas'. Pak Presiden langsung bilang dan enggak sampai satu menit langsung bilang iya," ungkap dia.
Setelah mendapat persetujuan Jokowi, Menkes kemudian segera mempersiapkan program vaksinasi bagi kelompok disabilitas. Dalam persiapannya, ia menyadari dibutuhkan protokol khusus dan tidak mudah dalam menyuntikkan vaksin corona ke disabilitas.
"Saya bilang disabilitas itu enggak bisa disuntik biasa, harus disiapin dengan benar protokolnya harus benar, manggilnya harus benar. Akhirnya jadi stres sendiri saya. 'Gimana ini bisa cepat', padahal saya enggak punya akses di sana. Sudah akhirnya saya bilang Mbak Angkie dia tahu sekali supaya saya enggak stres," tutur Budi.
ADVERTISEMENT
"Pak Presiden ini kan kalau yang lambat stres karena ditelepon beliau terus. Bu Mensos juga mengalami hal-hal seperti itu," tutup dia.