Cerita Pasien COVID-19 Beberkan Fasilitas RS Wisma Atlet Kemayoran

19 April 2020 17:43 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi kamar isolasi di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran  Foto: Twitter @jtuvanyx
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi kamar isolasi di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Foto: Twitter @jtuvanyx
ADVERTISEMENT
Juno, warga di Jaksel, memutuskan untuk memeriksakan diri di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakut. Keputusan itu ia ambil setelah mengalami gejala corona pada pertengahan Maret 2020.
ADVERTISEMENT
Ia sempat dirawat di ruang inap selama 10 hari di RS swasta, lalu dinyatakan positif corona pada Rabu (15/4).
“Pada Jumat (17/4), pagi-pagi datang ke RSPAD Gatot Subroto. Akhirnya ketemu entah dokter atau suster, disuruh ke Wisma Atlet,” ungkapnya kepada kumparan, Minggu (19/4).
Sebelumnya, Juno mengalami gejala batuk-batu pada Sabtu (14/3). Dua hari setelahnya, ia merasakan lidahnya pahit lalu memeriksakan diri ke rumah sakit. Hari berikutnya, ia merasakan demam dan lidahnya semakin pahit.
“Pada 23 Maret diobservasi, paru-paru saya bermasalah. Dikasih obat dulu. Sempat dikasih antivirus. Tapi bikin tidak bisa tidur,” jelasnya.
Empat hari setelah pemeriksaan itu, badannya semakin tambah drop. Badannya gemetar dan batuk meski sudah tak merasakan demam. Ia akhirnya dirawat di ruang isolasi selama 10 hari. Kemudian dites swab pada Selasa (31/3).
ADVERTISEMENT
“15 April keluar hasil tes swab. Positif. Saya hubungi dokter paru saya. Dokter paru insist untuk isolasi mandiri. Dari hati kecil, masih harus diselesaikan, menurut saya pengobatan dari kemarin belum sesuai standar COVID-19,” tambahnya.
Ia pun mencoba meminta surat rujukan agar dirawat di rumah sakit yang menangani COVID-19. Akan tetapi, surat tersebut tak dikeluarkan. Lalu, ia inisiatif mendatangi RSPAD Gatot Subroto. Hingga kemudian diarahkan untuk ke Wisma Atlet.
“Saya datang (ke Wisma Atlet) Jumat (17/4) malam-malam, ditanya di pos depan. Saya bilang mau berobat. Tunjukin dokumen, saya diperbolehkan ke lobby ketemu ketemu sama dokter di situ minta lihat dokumen,” bebernya.
Kondisi kamar isolasi di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Foto: Twitter @jtuvanyx
Setelah dua jam pemeriksaan, ia langsung disuruh untuk karantina. Untungnya, ia sudah membawa perlengkapan pribadi seperti panci elektronik, sabun cuci piring, gula, teh, camilan, dan keperluan pribadi lainnya.
ADVERTISEMENT
“Pertama kali datang lantai kotor, entah debu atau bungkusan makanan. Datang langsung pel pakai tisu basah,” bebernya.
Ia menempati unit yang berisi dua kamar. Ia tinggal dengan seorang laki-laki dengan kamar terpisah. Selama tiga hari dirawat, ia juga kerap mengobrol dengan teman satu unitnya.
“Interaksi biasa saja. Kita saling bersih-bersih, kemarin dia (teman satu unit) bersihkan lantai depan, saya juga ikutan bersihkan kamar mandi,” tambahnya.
Kondisi kamar isolasi di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Foto: Twitter @jtuvanyx
Selama tiga hari dikarantina, ia merasakan kenyamanan dengan fasilitas yang disediakan. Bahkan, ia bisa mendapatkan akses internet (wifi) dengan mudah. Untuk makan, ia perlu mengambil sendiri di ruang perawat lalu dibawa ke kamar masing-masing.
"Kamar mandi sharing, 1 unit hanya ada 1 kamar mandi, luas dan besar, ada 1 toilet, shower dan westafel," ujarnya.
Ruang instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro
Untuk komunikasi dengan seluruh pasien dan tenaga medis, pihak RS menggunakan grup WhatsApp. Di dalam grup itu, terdapat informasi seputar jadwal pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
Adminnya suster langsung. Grup ramai penuh macam-macam. Ada yang ngelucu. Ada informasi paketan (kiriman barang) orang-orang, aku juga,” ucap Juno.
Pasien juga dibebaskan untuk keluar kamar asal menjaga physical distancing dan tidak keluar dari lobby. Ia juga diperbolehkan memesan makanan dengan layanan delivery. Hanya saja tak boleh ada kontak dengan orang lain.
Kondisi kamar isolasi di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Foto: Twitter @jtuvanyx
Juno mulai mengkonsumsi obat-obatan seperti hydrocloroquin sejak Sabtu (18/4). Termasuk obat antibiotik, antivirus, vitamin, dan obat lambung. Sehari setelah minum tersebut, nyeri di bagian kiri dadanya sudah mulai reda. Selain itu, setiap pagi ia, juga rutin berjemur.
Untuk saat ini, kondisi Juno stabil. Meski hanya sesekali batuk.
“Kemudian masalah pulang belum tahu, di awal dibilang 14 hari,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
---
Simak panduan lengkap dalam menghadapi pandemi corona dalam Pusat Informasi Corona. Sebuah inisiatif yang dirancang kumparan untuk membantu masyarakat Indonesia.