Cerita Pemilik Kafe dan Istrinya yang Hamil Dipukul Petugas Satpol PP di Gowa

15 Juli 2021 12:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar anggota Satpol PP di Gowa memukul ibu hamil pemilik warkop saat razia PPKM (14/7). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar anggota Satpol PP di Gowa memukul ibu hamil pemilik warkop saat razia PPKM (14/7). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemilik kafe, Nurhalim (26), angkat bicara terkait sikap arogansi petugas Satpol PP saat melakukan razia PPKM di Kabupaten Gowa, Sulsel.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, penganiayaan yang menimpa istrinya itu bermula ketika ia tengah live di sosial media sambil mendengarkan musik bersama istrinya yang tengah hamil, AM (30).
"Awal kejadiannya, kan kita sementara live, kalau live jualan (online) pasti putar musik. Petugas mungkin mengira ada pengunjung di dalam. Padahal tidak ada," kata Nurhalim kepada kumparan, Kamis (15/7).
Nurhalim melanjutkan, petugas PPKM masuk ke dalam warkop berjumlah sekitar 10 orang. Mereka menegur dengan alasan Nurhalim memutar musik.
Ia mengaku, warkop miliknya sudah tutup dan tidak menerima tamu atau pengunjung. Tempat usahanya juga mengikuti anjuran pemerintah untuk tutup pada pukul 19.00 WITA.
Karena tidak menemukan pengunjung di warkop, petugas pun terus mencari-cari kesalahan pemilik warkop. Bahkan, petugas mempermasalahkan pakaian istri Nurhalim yang sedikit terbuka.
ADVERTISEMENT
"Salah satu tim PPKM menegur istriku, karena pakaiannya seksi. Tapi kan, sudah ambil daster untuk menutupinya, karena setahunya istriku tidak ada orang, jadi wajar, ini kan rumah, biarpun pakaian bagaimana tidak ada masalah," ungkapnya.
Saat dipersoalkan pakaiannya, istri pemilik warkop tidak terima. Karena menurutnya, berpakaian seksi tidak diatur dalam PPKM. Apalagi, berpakaian seksi di rumah sendiri dan juga tidak ada pengunjung warkop.
"Ada seorang ibu-ibu petugas PPKM yang menegur, istriku jadi marah kan. Ini cuma PPKM yang diatur, bukan pakaian seksinya atau bagaimana, tidak ada sangkut pautnya," tambahnya.
Petugas PPKM sempat keluar. Tetapi, salah satu petugas Satpol PP tiba-tiba masuk dan memarahinya. Petugas kemudian meminta surat izin usahanya.
Karena istrinya sudah jengkel, sehingga ia tidak menghiraukan.  Akibatnya petugas itu tersulut emosi dan memaki istri Nurhalim yang duduk di sofa.
ADVERTISEMENT
"Ada satu Satpol PP di antaranya arogan, ia langsung masuk marah-marah, dia tunjuk-tunjuki istriku. Sudah itu, saya bilang lagi hamil istriku Pak. Kemudian, dia langsung balik tampar saya," bebernya.
Melihat Nurhalim diserang, istrinya beraksi membelanya dengan memukul Satpol PP itu dengan bangku. Kemudian, istri Nurhalim ditampar wajah kanannya oleh petugas hingga luka lebam.
"Saya tidak melawan, cuma merekamnya, saya juga panggil anggota (Petugas PPKM) di luar untuk dilerai," jelasnya.
Nurhalim mengaku telah membawa kasus ini ke ranah hukum. Dia melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Gowa.
Nurhalim berharap, oknum Satpol PP tersebut dihukum seberat-beratnya karena tidak memiliki rasa kemanusiaan yang tega menganiaya ibu hamil.
"Kalau dibilang minta maaf tidak mungkin (dimaafkan), saya tidak terima. Saya tempuh jalur hukum, karena orang tua istriku di dalam lagi jantung, sudah beberapa hari ini kita pulang balik ke rumah sakit, saya takutkan orang tua saya ada apa-apanya," tegasnya.
ADVERTISEMENT
==