Cerita Peneliti Unpad yang Sudah Hasilkan 36 Publikasi Ilmiah tentang Vaksin
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut dia, uji klinis dilakukan di Unpad karena letaknya yang berdekatan dengan perusahaan farmasi Bio Farma yang berbasis di Bandung.
Kusnandi menyebut sudah ada 36 publikasi ilmiah yang dihasilkan Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Fakultas Kedokteran Unpad yang dipimpinnya.
"Banyak publikasi yang dibikin kita, sehingga pada waktu itu lebih dari 36 publikasi (ilmiah) tentang imunisasi itu dibikin oleh divisi saya yaitu tumbuh kembang," kata dia ketika memberikan kata sambutan di kegiatan Dies Natalis Fakultas Kedokteran Unpad, Kamis (17/9).
Kusnandi membeberkan, pada tahun 2000 membuat tahapan vaksin DPT dan hepatitis. Kemudian, dilakukan uji klinis dengan menggabung vaksin DPT dan hepatitis hingga menjadi vaksin combo.
"Untuk membikin vaksin, kita ada tahapan-tahapan di Indonesia, mulanya pada tahun 2000 kita menggunakan vaksin DPT dan hepatitis itu sendiri, kemudian akan digabung Bio Farma, paling kita lagi, tolong uji klinis untuk digabung antara hepatitis dengan DPT," ceritanya.
ADVERTISEMENT
"Kita bikin uji klinisnya terus kemudian kita publikasikan kemudian terjadi yang kita sebut dengan vaksin combo yaitu gabungan antara DPT dengan hepatitis. Setelah berlangsung lama kemudian ada tambahan lagi, DPT, hepatitis B, dan Hib, jadi nanti digabung nanti dengan pentavalen," lanjut dia.
Vaksin pentavalen adalah vaksin dasar yang mampu mencegah lima penyakit, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta Hib (Haemophylus Influenza Type B)
Tim peneliti Unpad saat ini juga melakukan penelitian uji klinis vaksin Sinovac yang didatangkan dari Tiongkok. Penelitian vaksin itu melibatkan hingga 1.620 relawan. Uji klinis vaksin dilakukan di enam titik salah satunya di RSP Unpad.