Cerita Pilu Bocah yang Disiksa & Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama
11 Juni 2025 19:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Seorang bocah tergolek lemah di sebuah ruang perawatan Puskesmas Cipulir. Kondisinya menyedihkan, wajahnya penuh luka bakar, di lututnya dan bahunya terdapat sebuah luka terbuka hingga memperlihatkan tulang. Sementara badannya kurus kering.
ADVERTISEMENT
Bocah berusia 7 tahun ini baru saja dievakuasi oleh Muhidin, Kasatgas Satpol PP Kelurahan Kebayoran Lama Utara, dari Pasar Kebayoran Lama, pada Rabu (11/6) pagi.
Saat ditemukan Muhidin, kondisi bocah begitu memilukan. Si bocah terbaring di lembaran koran bekas, dan dikerumuni warga.
“Saya gendong, saya bawa ke Puskesmas Cipulir,” kata Muhidin kepada kumparan, Rabu (11/6).
Di ruang perawatan itu, Muhidin berbicara dengan si bocah. Suasana mendadak haru, saat si bocah ingin memanggil Muhidin dengan sebutan ayah.
"Aku mau panggil ayah ya," kata si bocah.
"Oh, mau panggil aku ayah?, namaku Muhidin, tapi panggil aku ayah aja ya," kata Muhidin menjawab permintaan bocah itu.
Lalu, si bocah juga mengutarakan keinginannya sekolah.
ADVERTISEMENT
Muhidin: “Kamu mau sekolah?”
“Mau sekolah," jawab bocah itu.
“Anak pinter mau sekolah?” kembali Muhidin bertanya.
“Iya,” kata suara kecil itu lirih.
Muhidin lalu mengelus kepala si bocah yang tergeletak lemah.
Disiksa Ayah, Disiram Air Panas hingga Dibakar
Bocah malang itu kemudian menceritakan luka-luka yang ia terima kepada Muhidin. Ia ngaku pernah disiram air panas sampai dibakar.
Awalnya, bocah itu menceritakan keluarganya. Dari pengakuannya, ibunya adalah pedagang kue. Suatu hari, ada beberapa bahan dagangan ibunya hilang.
Ayah sang bocah menuduhnya mengambil. Padahal ia tak mengambilnya.
"Saya jawab enggak, saya yang disalahin. Jadinya saya disiram air panas, 3 kali. Habis disiram, dibiarin tidak diobati," kata bocah itu menggunakan bahasa Jawa.
ADVERTISEMENT
Muhidin mencoba menggali keterangan bocah itu. Ia mempertanyakan luka-luka bakar di wajahnya.
"Iya ini dibakar, dibentuk-bentuk. Diobong (dibakar), diobong itu disiram bensin," katanya lirih.
Muhidin tercekat. Ia tak mampu melanjutkan pertanyaannya.
Minta Dijauhkan dari Si Ayah
Bocah itu perlahan tenang. Ia lalu makan bubur, disuapi oleh para perawat Puskesmas Cipulir.
Lagi-lagi pernyataan haru terlontar dari mulut si bocah. Seumur hidupnya, ia tak pernah mencicipi makanan sederhana itu.
"Enak, enggak pernah (makan bubur)," kata si bocah.
Bocah ini masih berbicara. Ia mengungkapkan ketakutannya jika bertemu dengan ayahnya, Yusuf Arjuna. Ia berkata kepada Muhidin, yang sudah dipanggilnya 'Ayah'.
“'Ayah, aku jangan diketemukan dengan bapak sama saya lagi. Yusuf Arjuna itu. Aku takut dibakar lagi ayah. Aku takut disiksa lagi," kata Muhidin, menirukan permintaan si bocah.
ADVERTISEMENT
Saat ini, anak itu telah dirujuk ke RSUD Kebayoran Lama untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut usai dari Puskesmas. Saat ini, ia berada di IGD.
Sebelum ditemukan di pasar, korban dibawa ayahnya dengan kereta dari Stasiun Pasar Turi, Surabaya, pada Senin (9/6). Ia ditelantarkan usai ayahnya usai sempat tidur bersama di emperan ruko Pasar Kebayoran Lama.
Bareskrim Polri telah menangani kasus ini. Terutama, atas dugaan tindak penganiayaan yang dilakukan oleh orang tuanya. Polisi menduga, penganiayaan ini sudah terjadi sejak di Surabaya.