Cerita Warga di Kupang Terpaksa Mengungsi karena Bencana Tanah Retak
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Patahan tersebut mencapai 30 centimeter dan mengakibatkan penghuni rumah, Putra Diding, harus mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terdampak.
"Kejadiannya pukul 01.00 WITA. Karena hujan yang turun sejak kamis, kondisi tanah labil di pinggir kali RT 02 RW 1 Kelurahan Naikoten 2, Kecamatan Kota Raja, mengalami patahan yang membelah setengah bagian rumah," tutur Putra kepada kumparan, Kamis (8/4).
Putra menuturkan, retakan tersebut menimbulkan bunyi yang cukup besar saat penghuni rumah sedang tertidur. Awalnya ia mengira retakan tersebut berasal dari bebatuan dari tembok yang jatuh akibat kucing atau tikus yang sering jalan di balik plafon.
Namun patahan tersebut terjadi dari halaman rumah sampai ke dalam rumah. Bahkan juga sampai ke halaman tetangga di belakang rumah Putra.
"Sampai hari Senin setelah bencana angin itu, retakan semakin membesar. Luapan air yang datang dari atas masuk ke celah-celah patahan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Hingga hari ini, Putra masih mengungsi dan belum kembali ke rumahnya. Ia dan warga terdampak lainnya belum mendapat bantuan dari pemerintah setempat.
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona