Cerita Warga Muslim di Prancis: Lawan Islamofobia dengan Hal Sederhana

2 Mei 2020 16:21 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menara Eiffel di Paris, Prancis. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Menara Eiffel di Paris, Prancis. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Warsito, Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia Prancis, menyampaikan kisahnya selama hidup di Prancis.
ADVERTISEMENT
Cerita itu ia sampaikan di talkshow daring ramadhan soal Kehidupan Muslim di Prancis: Antara Iman dan Islamofobia, Jumat (1/5). Kegiatan itu digelar oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di Prancis.
Di tahun 1997 hingga 2003, Warsito pernah berkuliah dan melewati masa -masa krisis yang dilaluinya sebagai mahasiswa di Prancis. Menurutnya, rentang waktu tersebut menjadi eskalasi islamofobia di Prancis.
Prancis merupakan negara yang mengedepankan sistem laïcité atau sekularisasi, di mana urusan dunia dan agama itu dipisahkan. Konsep tersebut membuat pemerintah tidak mengurus agama masyarakat, meski tetap melindungi masyarakat yang beragama.
"Namun tidak bisa secara hukum negara menggunakan haknya itu di depan umum," tambahnya.
Meski begitu, menurut Warsito ajaran Islam di Prancis tetap mengalami pertumbuhan. Dikutip dari global religious future, data di Prancis tahun 2010, penduduk muslim di Prancis kurang lebih hanya 7,5 persen atau sekitar 4,7 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
Namun, jumlah tersebut mengalami peningkatan dalam beberapa tahun kemudian. Di tahun 2020, penduduk muslim di Prancis meningkat menjadi 8,3 persen atau 5,4 juta jiwa,
"Kita sebagai muslim itu cermin, bagaimana Islam itu akan tampak di semua komunitas. Ada yang melihatnya dari imigran, ada yang phobia karena ketidaktahuan," tutur Warsito.
Sehingga menurutnya sebagai muslim, kita bisa melakukan hal sederhana dengan menjaga sikap dan perilaku sebagai cerminan Islam yang damai dan rahmat bagi seluruh alam.
Warsito juga menyampaikan, pondasi Islam hadir sebagai rahmat umat manusia, pertama dengan mengajak semua umat muslim memperkuat iman dan ilmu agama, karena tidak mudah menyalahkan atas ketidaktahuan.
"Salah satu langkah syiar ya tadi, ngga harus di mimbar, sebagai umat muslim kita menunjukkan, dari yang sederhana," tuturnya.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona