Cerita Warga yang Masih Harus Masuk Kantor Saat yang Lain WFH Usai Demo
1 September 2025 11:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
Cerita Warga yang Masih Harus Masuk Kantor Saat yang Lain WFH Usai Demo
Di tengah banyak kantor yang WFH, masih ada warga yang berjibaku menuju tempat kerja.kumparanNEWS


ADVERTISEMENT
Gedung-gedung perkantoran di kawasan pusat bisnis Jakarta tampak lebih lengang dari biasanya pada Senin (1/9). Begitu pula dengan transportasi umum, mulai dari KRL, LRT, hingga MRT, yang lengang.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di kawasan Dukuh Atas, suasana stasiun Sudirman dan MRT Dukuh Atas tidak seramai biasanya. Jalur yang kerap dipadati pekerja di jam sibuk, kini terlihat kosong.
Padahal, biasanya Senin pagi menjadi momen paling sibuk bagi para pekerja yang kembali beraktivitas.
Kondisi ini terjadi setelah rangkaian aksi besar-besaran yang berlangsung sejak Kamis (28/8) lalu. Demonstrasi di beberapa titik Jakarta sempat memicu ketegangan, bahkan berujung bentrokan. Beberapa Halte TransJakarta di titik aksi dan Stasiun MRT Istora Mandiri mengalami kerusakan.
Hari ini, perkantoran diimbau untuk melakukan WFH. Bahkan, siswa sekolah juga melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar online.
Penumpang Sepi
Sejumlah kantor akhirnya mengambil kebijakan work from home (WFH) untuk mengantisipasi situasi. Imbasnya, transportasi umum di Ibu Kota mengalami penurunan jumlah penumpang hingga 70 persen.
ADVERTISEMENT
Putri (31), salah satu pekerja yang setiap hari menggunakan LRT dan MRT, merasakan betul perbedaan suasana hari ini. Dari Cikunir 1, ia menumpang LRT menuju Sudirman, lalu melanjutkan perjalanan dengan MRT ke Fatmawati, tempat kantornya berada.
“Lebih sepi sih dari hari biasanya,” kata Putri saat ditemui di kawasan Dukuh Atas.
Ia memperkirakan jumlah penumpang berkurang drastis. “Lebih sepi hampir 70% sih,” sambungnya.
Biasanya, menurut Putri, suasana di stasiun begitu padat hingga sulit untuk lewat. Namun hari ini, kondisi justru sebaliknya.
“Oh kalau di dalam stasiun tuh biasanya kan sampai mau lewat aja susah ya. Tapi tadi benar-benar kosong sih. Ini lebih dari 50% dari hari biasanya,” jelasnya.
Meski begitu, Putri mengaku tidak mendapat arahan untuk bekerja dari rumah. “Belum dapat arahan dari kantor,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku sempat merasa khawatir, terutama setelah melihat kondisi Bekasi yang masih ramai malam kemarin Minggu (31/8).
“Ya sempet sih, cuman nunggu arahan dari kantor aja. Kalau keinginan tadi, pengennya WFH,” katanya.
Putri pun berharap keadaan bisa cepat membaik. “Mudah-mudahnya cepat tereda ya,” ujarnya.
Biasanya Nggak Kebagian Duduk, Hari Ini Kosong
Cerita serupa datang dari Nurul (29). Ia berangkat dari Stasiun Tambun, Bekasi, untuk mengambil laptop dan perlengkapan kerja di kantornya di kawasan Talang Betutu, sebelum kembali melanjutkan WFH.
“Agak sepi sih kalau dibandingkan dengan hari biasa aku pagi ya,” kata Nurul.
Perbedaan paling terasa adalah di dalam kereta. Jika biasanya ia harus berdiri sepanjang perjalanan, kali ini justru bisa duduk dengan leluasa.
“Biasanya sih hanya penuh aja, enggak desak-desakan. Kalau hari ini bener-bener kosong sih. Bisa duduk gitu, biasanya aku dari Tambun itu selalu nggak kebagian duduk, tapi tadi bisa duduk. Paling baru lumayan terisi itu pas sampai Bekasi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Nurul mengakui orang tuanya sempat mengingatkan soal kondisi jalan.
“Tadi sih sempat diteleponin juga sama orang tua gimana keadaan di jalan gitu. Kalau di KRL sih aku bilang so far aman. Cuma orang tuaku juga suruh ngeliat di jalan tuh apakah ada ramai atau enggak. Tapi sih so far masih aman sih di sekitaran sepanjang jalan kereta ya,” jelasnya.
Ia berharap situasi bisa cepat stabil tanpa ada aksi anarkis.
“Semoga semuanya cepat pulih ya, demo boleh tapi jangan rusuh gitu, jangan jarah-jarah juga. Karena kan menyangkut ekonomi kita semua ya kalau jarah tuh, takutnya nanti malah makin buruk,” kata Nurul.
