Cerita WNI di Tengah Lockdown Paris: Keluar Rumah Bisa Didenda

25 Maret 2020 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Saint-Germain des Pres, Paris. Foto: Dok. Intan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Saint-Germain des Pres, Paris. Foto: Dok. Intan
ADVERTISEMENT
Untuk membatasi penyebaran COVID-19, pemerintah Prancis sudah memberlakukan lockdown sejak sepekan terakhir. Pemerintah melarang keras warganya untuk berkeliaran keluar rumah tanpa alasan yang jelas. Setiap warga yang akan keluar rumah harus membawa surat keterangan dan identitas yang lengkap.
ADVERTISEMENT
Di tengah keterbatasan aktivitas, Intan, seorang warga Indonesia yang tinggal di Saint-Germain des Pres, Paris, mengatakan aturan yang ketat dan denda yang besar membuat warga enggan keluar rumah.
“Kalau keluar rumah enggak jelas tujuannya lalu ketahuan polisi, karena sekarang polisi ada dimana mana, bisa didenda. Kalau peringatan pertama itu 35 euro (Rp 500 ribu), sekarang bisa sampai 135 euro sampai 375 euro (Rp 3-6 juta),” ujar Intan kepada kumparan pekan ini.
Formulir yang harus dibawa warga saat keluar rumah. Foto: Dok. Intan
Perempuan berusia 35 tahun ini menambahkan, meski di tengah kondisi lockdown, bahan makanan masih terpenuhi. Meskipun pemerintah setempat membatasi warga untuk tidak belanja berlebihan.
“Supermarket masih buka, tapi dibatasi misalnya pagi hari, pertama untuk jatah lansia yang sudah tua, yang ada anak, misal yang butuh makanan, kita engga boleh beli banyak-banyak, engga boleh itu panic-buying, jadi dibatasi belanja,” lanjut Intan.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini penderita corona di Prancis telah mencapai lebih dari 22 ribu orang dengan angka kematian 1.000 lebih. Pemerintah Prancis mengimbau warga untuk tidak datang ke rumah sakit jika tidak darurat.
Menurut Intan, imbauan ini dikeluarkan karena rumah sakit adalah lokasi yang rentan penyebaran COVID-19.
"Di sini tuh kalau cuma flu biasa dilarang keras ke rumah sakit, kalau emang enggak darurat, kalau sakitnya ringan ya mending minum obat di rumah. Kalau sudah parah baru hubungi emergency call,” kata Intan.
Suasana di Saint-Germain des Pres, Paris. Foto: Dok. Intan
Untuk mengusir rasa bosan di tengah lockdown, Intan yang kuliah di sekolah kuliner Le Cordon Bleu menghabiskan waktu dengan memasak dan mencari menu baru.
“Saya mengisi waktu dengan masak, karena saya sekolah kuliner, kampus saya juga juga kan memang menyuruh siswanya upgrade terus resep baru,” kata Intan.
ADVERTISEMENT
Selain memasak, Intan dan warga lainnya di Paris kerap menghibur diri dengan keluar balkon apartemen, untuk bernyanyi bersama, memainkan alat musik dan juga memberikan tepuk tangan untuk paramedis yang sedang bekerja.
“Di sini setiap jam 8 malam warga ke teras/ balkon saling menghibur diri, kita bikin applause buat paramedis, ada yang main gitar ada yang bernyanyi,” kata Intan.
Suasana di Saint-Germain des Pres, Paris. Foto: Dok. Intan