Cerita WNI yang Tinggal 7 KM dari Gereja Pusat Penyebaran Virus Corona di Korsel

27 Februari 2020 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Kota Daegu, Korea Selatan. Foto: Dok. Arie Andriana
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kota Daegu, Korea Selatan. Foto: Dok. Arie Andriana
ADVERTISEMENT
Arie Andriana (30), pria asal Jakarta, sudah 9 bulan merantau ke Daegu, Korea Selatan. Belum genap setahun tinggal di kota itu, ia dikejutkan dengan penyebaran virus corona. Yang membuatnya was-was, ia tinggal di lokasi yang jaraknya 7 kilometer dari Gereja Shincheonji, pusat penyebaran corona di Daegu.
ADVERTISEMENT
“Saya tinggal di satu gedung, total ada 14 WNI dibagi beberapa unit, gedungnya disediakan perusahaan. Kalau dari rumah ke gereja itu, naik bus sekali sampai,” ujar Arie kepada kumparan, Kamis (27/2).
Arie mengatakan, sejak Presiden Moon Jae-in menaikkan kewaspadaan ke level merah pada Minggu (23/2), ia belum keluar dari rumahnya.
“Saya terakhir keluar rumah Sabtu (22/2), itu sudah kelihatan mencolok sekali, jadi lebih sepi. Jalanan lengang, bus metro dan subway kosong, tenant pasar banyak yang tutup,” bebernya.
WNI bernama Arie Andriana di Kota Daegu, Korea Selatan. Foto: Dok. Arie Andriana
Pada hari itu, ia melihat warga yang memborong bahan makanan melalui Instagram stories. Karena itu, ia juga ikut memasok logistik.
“Tapi saya dengar, meski banyak pasar yang tidak jual, tapi supermarket (EMart) masih buka. Jadi saya pikir kalau soal logistik tidak masalah,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selama ini, pemerintah setempat memberikan pemberitahuan melalui gadget secara berkala dengan isi yang berbeda, tambah Arie. Mulai dari imbauan menghindari keramaian seperti konser atau kumpul-kumpul, memakai masker, hingga nomor telepon yang bisa diakses bagi yang mengalami gangguan kesehatan.
Pemberitauan berkala dari pemerintah Daegu soal update virus corona. Foto: Dok. Arie Andriana
“Saya tidak begitu tahu apakah (akses) Daegu ditutup. Tapi teman belanja online, pengiriman dari Seoul dan luar Daegu masih bisa masuk,” tambahnya.
Sementara itu, perusahaan yang menaungi Arie memberikan fasilitas untuk pengecekan kesehatan. Akan tetapi, untuk penyemprotan disinfektan dilakukan dari lingkungan area tempat tinggal secara pribadi.
Meski tinggal di rumah yang berjarak 7 km dari pusat penyebaran virus corona, ia belum memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Ia menunggu kabar lebih lanjut dari KBRI Seoul.
ADVERTISEMENT
“Kita ikutin saja imbauan dari KBRI, kalau memang ada aturan evakuasi ya, kita jalani,” tegas Arie.
Suasana Kota Daegu, Korea Selatan. Foto: Dok. Arie Andriana
Arie menambahkan, ia mulai kekurangan persediaan masker. Menurut informasi, KBRI Seoul akan memberikan bantuan terkait masker. Tetapi hingga kini, bantuan tersebut belum ia terima.
“Saya cuma punya 1 lembar untuk saya gunakan Sabtu (29/2) nanti untuk keluar cari logistik dan masker,” pungkasnya.
Ada 39 kasus positif virus corona di Daegu, kota sekitar 200 kilometer dari kota Seoul, pada 21 Februari 2020. Sementara itu, masih ada 90 orang yang jadi suspect setelah menunjukkan gejala virus corona di Daegu. Semuanya adalah jemaah Gereja Shincheonji Daegu.
Sumber penyebaran adalah seorang wanita berusia 61 tahun yang beribadah di gereja tersebut. Saat Misa digelar, wanita itu berada di tengah-tengah jemaat lainnya.
ADVERTISEMENT
Wanita yang dikenal sebagai "Pasien 31" ini ternyata mengidap virus corona. Diberitakan AFP, Kamis (20/2), wanita itu pertama kali mengalami gejala pada 10 Februari namun dua kali menolak diuji virus corona sebelum akhirnya dinyatakan positif.