Ustaz Yusuf Mansyur, Rabu Hujrah

Cerita Yusuf Mansur Tolak Tawaran Investasi Hartadinata Harianto

12 Desember 2019 14:00 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hartadinata Harianto. Foto: Instagram/@hartadinata_harianto
zoom-in-whitePerbesar
Hartadinata Harianto. Foto: Instagram/@hartadinata_harianto
ADVERTISEMENT
CEO Sinergi Stern Investindo Hartadinata Harianto memposting beberapa foto pertemuannya dengan sejumlah tokoh di Indonesia. Antara lain foto dengan Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan sejumlah ulama kondang seperti Ustaz Yusuf Mansur dan Gus Miftah.
ADVERTISEMENT
Saat dikonfirmasi, Ustaz Yusuf Mansur membenarkan pernah bertemu Hartadinata sekitar tahun 2017 atau 2018, melalui salah satu temannya. Namun dalam pertemuan perdananya itu, UYM, sapaan akrab Yusuf Mansur, mengaku tak begitu tertarik dengan pria 25 tahun tersebut. Menurutnya ada yang aneh dengan program yang ditawarkan Hartadinata.
"Terus terang, perkenalannya terlalu bombastis menurut saya."
Ustaz Yusuf Mansyur pada acara Rabu Hijrah di Aula Buya Hamka, Jakarta, Rabu (13/2). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Pada pertemuan yang sekali-kalinya dengan Pak Harta, saya dah enggak ada interest sama sekali. Saya kasih tahu juga orang-orang saya, orang Paytren, untuk jangan ngasih data apa-apa. Sebab kok kayak ada yang aneh," beber Yusuf Mansur saat dikonfirmasi kumparan lewat WhatsApp, Kamis (12/12).
Menurut Yusuf Mansur, Hartadinata Harianto banyak menawarkan bantuan dan permodalan dengan angka dan portofolio yang menggiurkan bagi sebagian besar orang. Yusuf Mansur mengaku tak mau berpikir lebih jauh karena dia berniat berbaik sangka kepada Hartadinata.
ADVERTISEMENT
"Saya saat itu sempat bilang agak tajem ke Pak Harta dan mengingatkan. Jangan sampai macam-macam dengan data-data. Dan saya pun sempet menunjukkan gestur enggak senang. Dulu, supaya enggak gimana-gimana, langsung saya pamit. Dan saya tinggal pertemuan itu. Khawatir saya jadi kasar," bebernya.
Setelah itu, Yusuf Mansur mengaku banyak dikontak oleh rekan-rekannya.
"Jawaban saya, bisa jadi, untuk seseorang yang ada impiannya, bisa jadi bakal berhasil. Tapi semua ada aturan mainnya. Sebaik-baiknya, kita, begitu saya bilang, memproses sendiri. Bersatu. Berproses dengan baik dan benar. Apalagi sampai begitu mudah ngasih data. Ada proses NDA (non-disclosure agreement-Red) dan lain-lain," kata Yusuf Mansur.
Dia menyebut, sudah jadi pemakluman bahwa di Indonesia, orang-orang mudah terpesona. Namun sayangnya, hal itu justru bisa jadi bumerang.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi, mungkin aja semuanya akan tampak benar. Tapi bila itu terjadi, semua karena kita yang menyerahkan data, dan lalu orang lain yang mengolahnya, mengelolanya, dan menjadikan benefit buatnya. Sementara kita? Yang punya data dan market? Malah tetep aja jadi market," kata Yusuf Mansur.
"Dan satu lagi, malunya itu. Kesannya, kita, kaum muslim dan pasar muslim, ya butuh dana banget. Enggak terhormat, tidak mulia," imbuhnya.
Yusuf Mansur mengingatkan, meski kita membutuhkan dana, namun juga harus punya harga diri.
"Kita butuh dana. Tapi kita juga punya harga diri. Kalau sampai dipajang-pajang ke semua investor, misal, oleh calo bodong tanpa modal, ya rasanya, hanya dengan bersatu di dalam negeri saja, kita bisa kita mampu. Yakin," tegasnya.
ADVERTISEMENT
kumparan telah menghubungi Hartadinata melalui WhatsApp namun belum mendapatkan jawaban.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten