Charta Politika: Jokowi-Ma'ruf 53,6%, Prabowo-Sandi 35,4%
ADVERTISEMENT
Lembaga survei Charta Politika turut merilis hasil survei elektabilitas capres-cawapres jelang pencoblosan pada Rabu, 17 April 2019. Hasilnya, pasangan calon 01 unggul jauh dengan skor 53,6 persen, dan 02 mendapat 35,4 persen, sisanya tak menjawab.
ADVERTISEMENT
Survei digelar pada 1-9 Maret 2019 melalui wawancara tatap muka dengan 2.000 responden di 34 provinsi se-Indonesia. Margin of error +/- 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Ada sedikit penurunan pada incumbent yakni sekitar 0,4 persen, karena narasi yang dilakukan penantang, dan ada negative campaign oleh penantang terhadap kinerja incumbent," ucap Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, Senin (25/3).
Angka detailnya, pada Januari 2019 Jokowi-Ma'ruf 53,2 persen menjadi 53,6 persen. Sementara Prabowo-Sandi dari 34,1 persen menjadi 35,4 persen. Sekadar diketahui Yunarto jamak dikenal sebagai pro Jokowi dan kerap mengkritik Prabowo di Twitter. Namun dibantah.
Charta juga memprediksi hasil Pemilu 2019 dengan menggunakan metode ekstrapolasi, yaitu mengasumsikan tidak ada undecided voters dalam survei. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf diprediksi menang Pilpres dengan 60,2 persen dan Prabowo-Sandi 39,8 persen.
ADVERTISEMENT
"Tingkat kemantapan pilihan terhadap kedua kandidat capres-cawapres sudah tergolong tinggi, berkisar angka 80 persen," lanjut Yunarto.
Charta merinci survei itu dengan mengukur alasan masing-masing responden tak memilih kandidat lain. Pendukung Jokowi-Ma'ruf ogah mendukung Prabowo-Sandi karena belum berpengalaman (16,4 persen), ambisius (15 persen), belum tahu programnya 10,1 persen, menyebar hoaks 7,6 persen, dan lainnya.
Sementara alasan pendukung Prabowo-Sandi ogah memilih Jokowi-Ma'ruf karena tidak bisa dipercaya (16,5 persen), tidak menepati janji (14 persen), kurang tegas (8,3 persen), dan kerja tida bagus (7,9) dan seterusnya.