China Lakukan 5 Operasi untuk Angkat KRI Nanggala di Perairan Bali

18 Mei 2021 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi KRI Nanggala di bawah laut. Foto: Pangkoarmada II
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi KRI Nanggala di bawah laut. Foto: Pangkoarmada II
ADVERTISEMENT
China dan Indonesia bekerja sama melakukan operasi salvage atau pengangkatan kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali utara pada 21 april 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksda TNI Iwan Isnurwanto mengatakan, operasi salvage ini terbuka untuk umum. Siapa saja yang memiliki kemampuan dipersilakan membantu mengangkat KRI Nanggala 402.
Kapal China yang terlibat salvage KRI Nanggala-402. Foto: Dinas Penerangan Angkatan Laut
Saat ini negara yang paling berkontribusi untuk membantu mengangkat kapal buatan Jerman tersebut adalah China. China menerjukan tiga kapal, YongxinDao-863, Nantuo-195, dan Kapal Scientific Salvage Tan Soe Er Hao untuk operasi salvage. Tim investigasi juga dibentuk.
"Mereka memiliki kemampuan untuk melakukan operasi salvage kedaruratan di bawah (laut)," kata Iwan di Pangkalan TNI AL Denpasar, Selasa (18/5).
Tim Tan Soe Er Hao melakukan survei dasar laut dengan kedalaman 839 meter, lebar 2,5 kilometer dan panjang 3,7 meter untuk mengetahui kondisi kapal dan dasar laut.
ADVERTISEMENT
Dalam survei ini ada lima operasi yang dilakukan Tan Soe Er Hao.
Kondisi KRI Nanggala di bawah laut. Foto: Pangkoarmada II
Pertama, Dive Operation I melaksanakan investigasi keberadaan kapal. Tim Tan Soe Er Hao berhasil mendeteksi haluan, anjungan, dan buritan.
Kondisi KRI Nanggala di bawah laut. Foto: Pangkoarmada II
Pada haluan tampak ruang torpedo, tangki udara, tangki sampah, dan lain sebagainya. Pada bagian anjungan terlihat geladak, dan bagian buritan terlihat propeler, kemudi vertikal, dan lain sebagainya. Tim juga menemukan sebuah kawah berdiameter 38 meter dengan kedalaman 10-15 meter.
Kondisi KRI Nanggala di bawah laut. Foto: Pangkoarmada II
Kedua, Dive Operation II dengan melaksanakan pengukuran dan pemetaan posisi bagian tubuh kapal. "Operasi kedua, ini pelaksanaannya tidak langsung. Jadi sehari pelaksanaan ini, tunda lagi pelaksanaan ini, karena enggak bisa langsung dikebut untuk bisa mendapatkan data," ujar Iwan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Dive operation III mencari posisi titik pengangkatan. Pada tahap ini, Tim akan menambatkan sling atau alat penarik yang dicantolkan pada tubuh kapal. Kapal Tan Sou mencoba mengangkat bagian anjungan seberat 18 ton namun gagal karena sling putus.
Tan Suo berhasil mengangkat sebuah life raft, benda yang berfungsi sebagai penyelamat. Alat ini memiliki berat 700 kg dan telah disimpan di KRI Teluk Banten.
Keempat, Dive Operation IV dengan fokus penelusuran pada kawah yang ditemukan sebelumnya. Tim kesulitan mendeteksi apa yang ada di dalam kawah karena situasinya yang tertutup lumpur dan posisinya gelap.
Sejumlah Aset KRI Nanggala yang ditemukan di perairan Bali Utara, dihadirkan saat konferensi pers, Selasa (18/5). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Kelima, Dive Operation V tim akan memperluas arena pencarian karena badan tekan kapal atau pressure hole dengan ukuran 40 meter belum ditemukan. Iwan menduga badan tekan kapal beserta 35 awak kru berada di kawah tersebut dan sebagian badan tertimbun.
ADVERTISEMENT
"Lokasi badan tekan atau pressure hole belum dapat ditemukan secara pasti kami hanya memperkirakan, mungkin posisi di creater atau kawah berdiameter 38 meter kedalaman 10-15 meter. Itu pun masih belum bisa masuk ke dalam, situasinya sulit untuk sampai ke sana. Kita belum tahu apa yang ada di bawah kawah tersebut," kata dia.