China Masuki Perairan Sengketa, Filipina Naik Pitam
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut salah seorang penasihat Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Salvador Panelo, China telah melakukan serangan teritorial. Hal ini dilakukan dengan masuknya ratusan kapal China ke wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Panelo menyebut, tindakan China berpotensi merusak hubungan. Lebih dari itu, China memicu permusuhan tidak diinginkan.
"Kami bisa bernegosiasi jika ada masalah yang jadi kekhawatiran dan keuntungan bersama, tapi tak dengan kedaulatan itu tak bisa dinegosiasikan," ucap Panelo seperti dikutip dari Reuters.
Jubir Duterte Harry Roque mengamini penyataan Panelo. Ia menegaskan, yang tidak bisa ditawar dari Filipina adalah kedaulatan.
"Kami tidak akan menyerahkan satu inci kedaulatan kami atau zona ekonomi eksklusif kami," tegas dia.
Pemerintah pusat di Beijing mau pun Kedutaan China di Manila belum berkomentar soal kemarahan Filipina tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebulan terakhir hubungan China dan Filipina mulai merenggang. Penyebabnya adalah kehadiran 220 kapal China di perairan sengketa Whitsun Reef.
Perairan di Laut China Selatan itu menjadi sengketa antara Filipina dan China serta beberapa negara lain. Kemlu Filipina menyatakan perairan tersebut masuk kedaulatannya dan bukan wilayah perairan nelayan tradisional seperti diklaim China.
Filipina juga menegaskan, kehadiran ratusan kapal China melanggar jelas-jelas kedaulatan Filipina.