China Sediakan Konsultasi Online Atasi Warga yang Depresi Tak Bisa Keluar Rumah
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyebaran virus corona di China masih terus terjadi, meski diklaim mengalami penurunan. Akses publik, khususnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, masih ditutup. Warga pun tak keluar rumah agar tak ikut terinfeksi.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kondisinya khususnya di Kota Wuhan masih belum normal. Warga Wuhan masih di rumah saja, tidak keluar karena sekarang kasus belum sembuh masih ada 20 ribuan lagi. Jadi untuk mencegah penyebaran lagi kita tetap harus waspada dan tetap tinggal di rumah saja," kata Konsul Jenderal (Konjen) China di Denpasar, Bali, Gou Haodong, dalam konferensi pers, Jumat (6/3).
"Jadi sekarang warga Wuhan tinggal rumah saja. Ada yang menurut informasi yang saya dapatkan ada atlet-atlet yang juga olahraga secara rutin di rumah untuk persiapan Olimpiade di Tokyo," sambung Haodong.
ADVERTISEMENT
"Sekarang banyak ahli-ahli di bidang psikologi juga ikut membantu kondisi di sana karena orang tidak bisa keluar dalam waktu lama pasti ada berbagai isu psikologi jadi mereka ikut campur tangan di dalam. Kemudian ada banyak konsultasi di akses lewat internet juga," jelas Haodong.
Meski demikian, Haodong memastikan warga tak kekurangan logistik. Haodong menyebut warga China semakin optimistis kondisi akan segera membaik.
"Tapi di satu sisi lain meskipun mereka tidak bisa keluar tapi kebutuhan sehari-hari masih cukup jadi mereka tinggal di rumah nyaman. Jadi, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan rumah mereka punya kepercayaan tinggi bahwa kondisi ini membaik karena mendapat dukungan luar biasa dari seluruh Tiongkok," kata dia.
Berdasarkan catatan Haodong per tanggal 5 Maret 2020, pasien positif virus corona di China mencapai 80.562 orang, dengan angka kematian mencapai 3.042 jiwa. Sementara pasien dinyatakan sembuh sudah mencapai 53.726 orang.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kondisi yang semakin membaik ini karena petugas medis yang berpengalaman dan ahli dalam menangani penyebaran penyakit menular seperti saat SARS pada 2003. Kemudian, China yang mengombinasikan obat-obat di pelayanan farmasi dengan obat tradisional.