China Usir Wartawan AS, Dampak Cekcok Kedua Negara karena Corona

18 Maret 2020 13:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Action figure wartawan yang meliput protes Hong Kong. Foto: AFP/PHILIP FONG
zoom-in-whitePerbesar
Action figure wartawan yang meliput protes Hong Kong. Foto: AFP/PHILIP FONG
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah China daratan memutuskan untuk mencabut izin liputan para wartawan dari tiga media ternama Amerika Serikat. Mereka masing-masing bekerja di New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post. Ini adalah dampak dari cekcok kedua negara terkait virus corona.
ADVERTISEMENT
Kebijakan itu bukanlah pertama kali dilakukan China daratan. Pada bulan lalu, tiga koresponden Wall Street Journal--dua warga negara AS dan satu Australia--dicabut izin liputannya menyusul kolom opini yang menyebut China sebagai ‘orang sakit Asia’. Kolom tersebut dinilai rasialis.
Pemerintah China daratan mendesak Wall Street Journal untuk meminta maaf, tetapi ditolak. Alhasil, visa tiga wartawan mereka di Beijing dicabut. Sementara, wartawan lainnya harus meninggalkan China tahun lalu karena perpanjangan visanya ditolak.
Koran The Washington Post. Foto: Pixabay
Jurnalis adalah pihak yang terkena getahnya dalam konflik antara AS dan China. China sebelumnya memprotes Trump yang menyebut virus corona sebagai "Virus China". Sementara Trump mengecam China yang mengatakan militer AS menciptakan virus corona.
Cekcok berujung langkah AS yang memperlakukan lima media China di negara mereka sama seperti Kedutaan Besar. Artinya, AS menganggap media itu sebagai perpanjangan tangan China sehingga diperlakukan sebagai negara, bukan jurnalis yang independen.
ADVERTISEMENT
Pada awal Maret lalu, pemerintah Washington juga memangkas jumlah WN China yang bekerja di empat media milik China di AS menjadi hanya 100 orang, dari sebelumnya 160 orang.
Pengusiran wartawan dari tiga media AS pada Rabu (18/3) adalah pembalasan China. Wartawan New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post tidak diizinkan lagi bekerja di China daratan, Hong Kong atau Makau. Mereka diminta mengembalikan kartu pers dalam waktu 10 hari ke depan.
Ilustrasi wartawan Foto: Mustafa Husnii from Pexels
The Guardian menyebutkan ada 13 wartawan yang terdampak atas keputusan China tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyesalkan kebijakan China itu. Padahal, keterbukaan informasi terkait dengan virus corona akan sangat penting bagi warga China daratan sendiri.
ADVERTISEMENT
“Saya menyesalkan keputusan pemerintah China daratan terkait kemerdekaan pers yang sebenarnya akan sangat bagus bagi rakyat China sendiri. Ini sangat disayangkan, saya harap mereka bisa memikirkannya kembali,” ucapnya.