Commuter Line Dianggap Sukses Bikin Masyarakat Taat Prokes

15 September 2021 22:14 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (1/7/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (1/7/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan mengapresiasi upaya progresif yang dijalankan pihak Kereta Api Commuter Line bagi penumpangnya selama masa pandemi COVID-19. Para penumpang jadi taat prokes.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menyediakan moda transportasi yang aman dan nyaman, Juru bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati, menyebut Kereta Commuter Line sukses membentuk budaya taat protokol kesehatan bagi para penumpangnya.
Fakta itu terlihat progress signifikan yang ditunjukkan KAI sejak awal pandemi hingga kini. Di mana kita tahu antrean penumpang yang mengular di sejumlah stasiun, jadi permasalahan baru di tengah upaya pemerintah menekan angka positif.
Namun hal itu, menurut Adita kini telah dibayar lunas oleh pihak Commuter Line dengan memberlakukan sejumlah marka yang mewajibkan penumpangnya taat prokes.
"Saya lihat di kereta commuter line itu termasuk yang sukses membuat perilaku perubahan masyarakat penumpang. Kalau kita lihat di awal pandemi betapa chaosnya ketika kita mengatur KRL tetapi sekarang setelah masuk itu terjadi perubahan-perubahan karena memang edukasi sosialisasinya sangat intensif," ujar Adita dalam dialog interaktif yang digelar secara daring melalui Kanal FMB9ID_IKP, Rabu (15/9).
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati saat konferensi pers di Bandara Internasional Jendral Ahmad Yani Semarang, Sabtu (23/5). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Meski begitu, Adita menyebut perubahan kebiasaan itu tidak dilakukan semudah membalikkan telapak tangan.
ADVERTISEMENT
Dari pengakuan VP Corporate Secretary KAI Commuter Line Anne Purba, Adita memahami bahwa membutuhkan waktu dan upaya intensif agar budaya itu dapat terbentuk dan diikuti oleh para penumpang.
"Karena Kebiasaan baru ini perlu sosialisasi dan tentu lebih dalam perlu edukasi, dari yang mudah saja memakai masker, mencuci tangan, itu mbak anne sudah cerita bahwa mengubah budaya itu tidak sebentar," ucap Adita.
Meski Kemenhub bertindak sebagai pembuat aturan, namun menurutnya jika aturan tak dibarengi upaya intensif dari para pelaku moda transportasi. Keteraturan menurut Adita jelas tidak akan terwujud.
"Jadi kami sebagai regulator tentu menjadi pihak yang menerbitkan aturan, tetapi bagaimana implementasi di lapangan itu sangat tergantung pada semua pihak apalagi kepada pihak-pihak operator yang berinteraksi langsung dengan penumpang dan juga tentunya dengan unsur-unsur keamanan TNI Polri itu juga sangat membantu kami," ungkap Adita.
ADVERTISEMENT
"Tanpa bantuan atau dukungan dari operator implementasi dari peraturan ini juga saya rasa tidak akan efektif karena merekalah yang sebenarnya berinteraksi langsung dengan penumpang dan anggota masyarakat yang ada di transportasi ini sehari-hari," lanjut dia.
Penumpang melakukan scan barcode melalui aplikasi PeduliLindungi di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dia berharap upaya yang dilakukan KAI ke depan akan ditiru juga oleh para penyedia moda transportasi lainnya. Sehingga kesadaran masyarakat akan prokes di moda transportasi dapat muncul.
"Ya kami tentu berharap ini juga bisa kita lakukan model-model seperti ini kita lakukan juga nanti ke depannya. selalu memberikan sosialisasi edukasi terus-menerus tidak hanya oleh pemerintah tapi tentu juga oleh operator, oleh media, oleh perguruan tinggi dan para pengamat para ahli untuk bisa sama-sama," kata Adita.
"Bagaimana masyarakat aware juga bahwa mereka harus hidup bersama COVID ini dalam jangka panjang dan banyak perubahan perilaku yang harus dilakukan agar kita tetap bisa beraktivitas," tutupnya.
ADVERTISEMENT