Corona Bisa Timbulkan Gejala di Luar Pernapasan: Diare, Nyeri Otot, Mata Merah

3 September 2020 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Gejala infeksi virus corona ternyata tak hanya dilihat dari gangguan sistem pernapasan, seperti batuk dan sesak napas. Namun juga ditandai dengan gangguan kesehatan pada organ lain.
ADVERTISEMENT
Jubir pemerintah dan Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan sejumlah gejala yang bisa dirasakan pengidap COVID-19 di luar sistem pernapasan. Gejala itu di antaranya dari diare, mual dan muntah, nyeri otot, hingga mata merah atau konjungtivitis.
"Tidak mengherankan apabila virus dapat memiliki efek di organ-organ lain sehingga ada juga gejala-gejala lain di luar sistem pernapasan yang dapat muncul, yaitu diare, tidak nafsu makan, mual muntah, sakit kepala, nyeri otot atau pegal-pegal, radang selaput mata atau konjungtivitis, bercak pada kulit atau perubahan warna pada jari kulit dan kaki," jelas Wiku saat konferensi pers, Kamis (3/9).
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
Wiku pun meminta masyarakat yang mengalami gejala-gejala itu untuk tetap tenang dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
ADVERTISEMENT
"Jika anda mengalami gejala tersebut, jangan panik segera ke puskesmas, rumah sakit, faskes (fasilitas kesehatan) terdekat dan ikuti arahan tenaga kesehatan di sana," ungkapnya.

Bagaimana Corona Bisa Masuk ke Tubuh?

Wiku lantas menjelaskan bagaimana virus corona bisa masuk ke dalam organ selain pernapasan. Menurutnya, virus ini masuk ke tubuh manusia, organ, hingga sel-sel melalui reseptor ACE2 (Angiotensin converting enzyme).
Reseptor ACE2 adalah enzim yang menempel pada permukaan luar (membran) sel-sel di beberapa organ, seperti paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus.
"Virus ini biasanya masuk ke tubuh melalui hidung yang disampaikan melalui Reseptor ACE2, berfungsi sebagai jalan masuk virus ke dalam sel, sehingga dpt menimbulkan gejala pilek, hidung tersumbat atau nyeri tenggorokan. Tapi Reseptor ACE2 itu juga berada di seluruh tubuh, pembuluh darah, usus dan organ lainnya," terang Wiku.
Pusat Informasi Corona. Foto: Tim Desain kumparan
Dengan adanya Reseptor ACE2 pada seluruh tubuh manusia, maka tidak menutup kemungkinan virus corona dapat menimbulkan gejala-gejala di organ lain di luar sistem pernapasan. Namun sejauh ini, gejala pengidap COVID-19 paling umum adalah gangguan sistem pernapasan.
ADVERTISEMENT
"Dari data WHO dan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) di AS, menjelaskan bahwa gejala yang sering muncul pada penderita COVID-19 adalah demam, batuk, sesak napas, kehilangan indra penciuman atau perasa, dibuktikan oleh penelitian observasional pada 961 tenaga kesehatan dan 87 persen pasien pada penelitian di Eropa yang di dalam artikel ilmiah," kata Wiku.
Infografik Membedakan Gejala COVID-19. Foto: Hod Susanto/kumparan
Wiku pun meminta agar masyarakat mengurangi potensi penularan virus corona dengan menjaga daya tahan tubuh atau imunitas. Mulai dari menjaga pola makan, makan makanan bergizi, menghindari stres, dan tidur teratur.
"Kita harus menjaga imunitas karena ini sebagai daya tahan tubuh, daya tahan individu, daya tahan kolektif, ketahanan masyarakat Indonesia dikontribusi oleh rata-rata imunitas masyarakatnya," pungkasnya.
----------------------------------
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona