Corona di Jateng Naik 300 Persen Usai Lebaran, Pengaruh Varian Baru

21 Juni 2021 20:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Jateng) Yulianto Prabowo menyatakan kenaikan kasus COVID-19 pasca-Lebaran 2021 di Jateng mencapai 300 persen.
ADVERTISEMENT
Yulianto menyebut kasus aktif COVID-19 sebelum lebaran hanya di angka 6.000-an. Namun saat ini kasus melonjak hampir 3 kali lipat.
"Padahal waktu lebaran kemarin kasus aktif COVID-19 cuma 6.000 an. Sekarang sudah 18.000 an. Naik 300 persen. Kalau digambarkan begini (naik terus)," ujar Yulianto kepada wartawan, Senin (21/6).
Menurut dia, lonjakan kasus COVID-19 di Jateng dipengaruhi oleh adanya varian corona Delta dari India. Meski varian B.1716.2 baru terdeteksi di Kudus melalui hasil uji genome.
"Pengaruh varian baru jelas ada. Meski baru terdeteksi di Kudus ya," imbuhnya.
Yulianto mengaku kesulitan untuk melacak dari mana corona India itu berasal. Musababnya, saat ini tidak ada lagi batasan negara
"Kalau sudah seperti ini sudah susah melacak darimananya. Kemarin kedutaan besar India kan protes karena seolah-olah itu dari India, seolah olah varian itu hanya dari India," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Padahal enggak, cuma memang dari India banyak yang kena. Virus kalau sudah nular bisa bermutasi dan bermacam-macam. Belum tentu dari orang India, belum tentu itu. Tapi yang jelas varian ini sangat menular dan lebih ganas," lanjut Yulianto.
Untuk diketahui, zona merah di Jawa Tengah (Jateng) bertambah menjadi tiga belas daerah dari sebelumnya hanya delapan daerah.
Wilayah dengan risiko tinggi penyebaran COVID-19 itu meliputi Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, Demak, Grobogan, Sragen, Brebes, dan Kabupaten Tegal.
Saat ini, penambahan zona merah ada Kabupaten Blora, Pekalongan, Kabupaten Semarang, Wonogiri dan Kota Semarang.