Corona di Korsel Kembali Melonjak Usai Pembatasan Dilonggarkan

13 Oktober 2020 9:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga mengenakan maskersaat beraktivitas di Seoul, Korea Selatan, Kamis (28/5). Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga mengenakan maskersaat beraktivitas di Seoul, Korea Selatan, Kamis (28/5). Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
ADVERTISEMENT
Otoritas kesehatan Korea Selatan melaporkan 102 kasus baru virus corona pada Senin (12/10) tengah malam.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) jumlah itu merupakan peningkatan tiga digit pertama dalam enam hari terakhir.
Dari kasus baru yang dilaporkan, 69 kasus merupakan penularan dalam negeri, dan 33 kasus merupakan kasus impor.
Mengutip Reuters, kasus harian corona di Korsel turun ke kisaran dua digit dalam dua minggu terakhir. Hal ini membuat pemerintah melonggarkan beberapa aturan pembatasan sosial pada pekan ini.
Menurut KCDA total infeksi virus corona menjadi 24.805. Sebanyak 434 di antaranya meninggal dunia.
Sebelumnya pemerintah menurunkan tingkat pembatasan sosial ke level satu mulai hari ini (13/10) untuk memungkinkan aktivitas bisnis berkembang pesat.
“Kami telah kembali ke Level satu, meskipun tidak sepenuhnya, hampir dua bulan setelah Liberation Day (15 Agustus),” kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo, seperti dikutip dari Anadolu.
ADVERTISEMENT
Menkes juga meminta warga tetap menerapkan protokol kesehatan.
Petugas bersiap menyemprotkan disinfektan di Gereja Grace River di Seongnam, Korea Selatan. Foto: AFP/JUNG YEON-JE
Sebelumnya diberlakukan pembatasan Level dua di Ibu Kota Seoul dan sekitar Provinsi Gyeonggi pada 16 Agustus dan kemudian meluas ke seluruh negeri pada 23 Agustus.
Di bawah pembatasan level 1, aturan lebih longgar fasilitas seperti karaoke, gym, prasmanan, dan sekolah kelas kapasitas besar dengan lebih dari 300 siswa terdaftar diperbolehkan. Kafe dan restoran juga dapat dibuka kembali.
Namun, pihak berwenang terus melarang gereja mengadakan pertemuan besar selain kebaktian biasa.
Gereja-gereja telah menjadi klaster penularan di Seoul beberapa waktu lalu. Di bawah pedoman baru, gereja dan acara olahraga hanya diperbolehkan diisi dengan kapasitas 30 persen.