Corona Melambat, Filipina Cabut Larangan Bepergian Tenaga Medis ke Luar Negeri

21 November 2020 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Foto: Ted ALJIBE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Foto: Ted ALJIBE / AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencabut larangan penempatan dan bepergian petugas kesehatan maupun tenaga medis ke luar negeri. Pencabutan ini membuka kembali peluang ribuan perawat bekerja di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Presiden telah menyetujui pencabutan penangguhan sementara penempatan perawat dan pekerja medis lainnya," kata Sekretaris Tenaga Kerja Silvestre Bello dikutip dari Reuters, Sabtu (21/11).
Bello mengatakan, penyebaran corona melambat di Filipina dan kondisinya membaik, sehingga pemerintah dapat membiarkan petugas kesehatannya pergi.
Dokter Jan Claire Dorado (kanan) merawat pasien yang terinfeksi virus corona di East Avenue Medical Center, di Quezon City, Metro Manila, Filipina. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
Namun Bello mengatakan, hanya 5.000 petugas layanan kesehatan yang akan diizinkan pergi setiap tahun. Hal ini untuk memastikan penanganan pandemi corona di dalam negeri teratasi berkat tenaga medis profesional yang cukup.
"Kami mulai hanya dengan batasan 5.000 jadi kami tidak akan kehabisan (tenaga medis), tetapi ini mungkin akan meningkat pada akhirnya," kata Bello.
Pada 2019, hampir 17.000 perawat menandatangani kontrak kerja di luar negeri dari Komisi Pendidikan Tinggi dan Administrasi Pekerjaan Luar Negeri Filipina.
ADVERTISEMENT
Saat ini, banyak petugas kesehatan Filipina berada di garis depan dalam mengatasi pandemi corona di rumah sakit di Amerika Serikat, Eropa, hingga Timur Tengah.
Seorang karyawan rumah sakit di Filipina mengenakan alat pelindung untuk mencegah virus corona. Foto: AFP/TED ALJIBE
Pemerintah pada April lalu pun melarang perawat, dokter, dan pekerja medis lainnya pergi, dengan alasan dibutuhkan untuk memerangi krisis corona dalam negeri.
Ribuan petugas kesehatan, yang menyebut diri mereka "priso-nurses", telah mendesak pemerintah mengizinkan mengambil pekerjaan di luar negeri. Para perawat merasa dibayar rendah, dihargai rendah, dan tidak terlindungi di negaranya sendiri.
Pencabutan larangan bepergian ke luar negeri pun disambut baik para tenaga medis. Presiden Filipino Nurses United, Maristela Abenojar, mendesak komitmen pemerintah untuk memberi gaji dan tunjangan yang lebih baik jika para tenaga medis ingin tetap tinggal.
Dokter Jan Claire Dorado merawat pasien yang terinfeksi virus corona di East Avenue Medical Center, di Quezon City, Metro Manila, Filipina. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
Filipina memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara, tetapi jumlah kasus harian dan tingkat kematian telah menurun.
ADVERTISEMENT
Penambahan kasus corona di Filipina tetap di bawah 2.000 sejak 10 November. Sementara angka kematian yang berjumlah 8.025 pada 20 November hanya setara 1,93 persen dari total kasus positif 415.067 di negara itu.
Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit juga telah berkurang dari level kritis. Pemerintah secara bertahap melonggarkan pembatasan karantina untuk memulihkan ekonomi yang terpuruk akibat krisis pandemi corona.