COVID-19 Bisa Ada hingga 15 Tahun, Relaksasi Jadi Kunci untuk Hidup Normal

17 Mei 2022 19:42 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hasil tes PCR COVID-19. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hasil tes PCR COVID-19. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi kembali mengumumkan pelonggaran protokol kesehatan COVID-19. Kini masyarakat diizinkan tidak menggunakan masker di ruang terbuka yang tidak ramai.
ADVERTISEMENT
Relaksasi juga diberikan untuk pelaku perjalanan dalam dan luar negeri. Masyarakat yang melakukan perjalanan kini tidak perlu melakukan tes antigen maupun PCR sebelum berangkat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan relaksasi itu merupakan langkah awal transisi dari pandemi corona ke endemi.
"Nanti kita lihat kalau ke depannya kondisi penularan kasus COVID-19 makin lama makin terkendali yang masuk rumah sakit makin lama makin sedikit, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri juga semakin tinggi, kita bisa melakukan langkah-langkah relaksasi lainnya yang semakin bertahap akan membuat hidup kita akan semakin normal," kata Budi saat konferensi pers, Selasa (17/5).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers disela-sela kegiatan the 15th ASEAN Health Ministers Meeting di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (14/5/2022). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Menurut Budi, COVID-19 akan tetap ada hingga 15 tahun ke depan. Namun hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Sebab statusnya akan sama seperti virus penyakit lainnya yang sudah bisa ditangani.
ADVERTISEMENT
"Bisa bersama-sama dengan virus ini mungkin akan ada 5 tahun, 10 tahun, atau 15 tahun lagi, lama bersama kita, seperti virus-virus lainnya, tapi kita mengetahui bagaimana kita bisa menangani virus ini dan hidup bersama dengan virus ini," pungkas Budi.