COVID-19 Cuma Naik 5% karena Omicron BA.4 dan BA.5, Menkes Ungkap Penyebabnya

4 Juli 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di Indonesia hanya naik sedikit karena Omicron BA.4 dan BA.5. Padahal sejumlah negara kasusnya naik sampai 30 persen karena varian ini.
ADVERTISEMENT
"Nah pertanyaannya sekarang kenapa indonesia bisa landai dengan jumlah kasus yang jauh lebih rendah? ya cuma 4-5% dibandingkan dengan puncak sebelumnya. Negara-negara lain itu puncaknya mencapai 30% dibanding puncak sebelumnya," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers virtual, Senin (4/7).
"Salah satu hal yang menjelaskan karena memang sero survei terakhir bulan Maret antibodi kita masih tinggi," imbuhnya.
Di survei serologi pertama bulan Desember 2022, 88 persen populasi memiliki antibodi COVID-19. Namun titernya hanya di 400-500-an.
"Di bulan Maret kemarin kita sero survei 99% populasi sudah memiliki antibodi di level 3000-4000 an jadi jauh lebih tinggi," sambung Menkes.
Oleh karena itu untuk bisa mengambil kebijakan yang tepat terutama di bulan Agustus-September, pemerintah akan melakukan survei serupa.
ADVERTISEMENT
"Karena kita juga ada hari ulang tahun kemerdekaan, kita akan jalankan sero survei yang ketiga yaitu mulai hari ini. Diharapkan dalam sebulan hasilnya bisa keluar sehingga kita bisa mengambil kebijakan yang tepat mengenai prokes dan vaksinasi," tutup Budi.
Reporter: Devi Pattricia dan Rachel Koinonia