COVID-19 di Kawasan Industri Thailand Melesat, Sektor Ekspor Terancam

14 Juni 2021 12:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kota Bangkok saat pembatasan virus corona di Thailand. Foto: REUTERS/Jorge Silva
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kota Bangkok saat pembatasan virus corona di Thailand. Foto: REUTERS/Jorge Silva
ADVERTISEMENT
Thailand menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang juga mengalami peningkatan kasus COVID-19. Salah satu kawasan yang menjadi klaster penularan adalah pabrik-pabrik di kawasan industri negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, virus penyebab COVID-19 ini telah menyebar di lebih dari 130 pabrik, termasuk pabrik produksi barang-barang merek internasional. Dari klaster itu sendiri tercatat sebanyak 7.100 kasus yang tersebar di 11 provinsi.
Hal ini menyebabkan kawasan industri sebagai lokasi penyumbang kasus tertinggi, bersamaan dengan penjara dan kamp pembangunan Thailand.
Jumlah pabrik yang terinfeksi memang sedikit jika dibandingkan dengan total 63 ribu pabrik yang dimiliki Thailand. Tetapi, pemerintah khawatir bahwa dampak terhadap sektor ekspor akan semakin memperburuk kondisi perekonomian Thailand.
Wakil Ketua Federasi Industri Thailand, Kriengkrai Thiennukul, menjelaskan bahwa produksi barang elektronik, sarung tangan karet, dan makanan termasuk ke dalam sektor ekspor yang terdampak pandemi.
Tetapi, ia menganggap saat ini masih terlalu dini untuk bisa menilai dampak secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
“Jika kondisi ini terus berlanjut, kerusakan akan terus bertambah. Jadi, [karyawan] pabrik-pabrik itu harus sepenuhnya divaksinasi,” tegasnya.
Bahkan, beberapa pabrik yang terdampak COVID-19 terpaksa harus membatasi kegiatan produksi mereka.
Salah satu perusahaan besar yang terdampak adalah Charoen Pokphand Foods PcI, perusahaan yang mengekspor ke hingga 40 negara. Satu pabrik mereka yang memproduksi ayam broiler terpaksa ditutup.
Kemudian, perusahaan Thai President Foods PcI juga harus menutup salah satu pabrik produsen bihun milik mereka.
Beberapa pabrik melanjutkan operasionalnya dengan melakukan pembatasan jumlah karyawan. Ada juga yang menutup sementara dan mengkarantina para karyawannya.
Ilustrasi Pabrik Foto: ANTARA FOTO/ Aji Styawan

Kondisi Pabrik di Thailand

Sejauh ini, Thailand mencatat total kasus COVID-19 sebanyak 199.264 dan kematian hingga 1.466 jiwa. Dari jumlah tersebut, 80% kasus baru dan 90% kematian terjadi usai April 2021.
ADVERTISEMENT
Mereka tak bisa meninggalkan lokasi kerja mereka, bahkan ketika mereka tak terinfeksi. Kebijakan tersebut sangatlah berbeda dengan lokasi-lokasi kerja selain pabrik.
Kementerian Industri Thailand memberi waktu hingga akhir Juni nanti bagi pabrik-pabrik untuk meningkatkan kondisi kerja di sana, seperti mewajibkan penggunaan masker dan pemeriksaan suhu tubuh.
Pemerintah Thailand menerapkan kebijakan bubble and seal, yaitu karyawan pabrik yang terinfeksi COVID-19 akan dibawa ke rumah sakit.
Sementara mereka yang tidak terinfeksi akan terus berada di dalam lingkungan kerja yang disebut “gelembung”. Jika ada penularan, penyebaran akan terjadi hanya di gelembung itu dan tidak sampai ke luar pabrik.
ADVERTISEMENT
“Ini membatasi penyebaran [COVID-19] dan membiarkan usaha terus berjalan,” kata seorang ahli kesehatan, Taweesap Siraprapasiri.