news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

CSIS: Reshuffle Kabinet Diprediksi Terbatas untuk Akomodir PAN

1 September 2021 14:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat Politik CSIS, Arya Fernandes dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Menakar Efektivitas Debat Capres dalam Meraih Suara' di gedung parlemen DPR RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Politik CSIS, Arya Fernandes dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Menakar Efektivitas Debat Capres dalam Meraih Suara' di gedung parlemen DPR RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, memprediksi reshuffle kabinet hanya akan dilakukan terbatas. Menurut dia, reshuffle hanya akan dilaksanakan untuk mengakomodir PAN pascabergabung ke koalisi Jokowi.
ADVERTISEMENT
“Di periode kedua ini, saya melihat terlalu riskan bagi Pak Jokowi lakukan reshuffle besar. Jadi kalau ada reshuffle dengan mengakomodir PAN akan terbatas sekali. Bisa juga dengan reposisi, memindahkan satu menteri ke posisi lain,” kata Arya kepada kumparan, Rabu (1/9).
“Secara politik terlalu berisiko kalau Pak Jokowi reshuffle besar di saat sekarang. Kemungkinan [bakal] reshuffle itu iya. [Tapi hanya] dengan mengakomodir PAN,” imbuh dia.
Arya berpendapat kinerja menteri tidak akan menjadi pertimbangan apabila ada reshuffle dalam waktu dekat. Menurutnya, bobot politik yang akan menjadi pertimbangan.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menghadiri Rakernas PAN. Foto: Dok. PAN
“Menteri-menteri secara umum, kan, relatif baru reshuffle. Jadi posisi-posisi menteri, even dari partai sudah kuat. Reshuffle itu secara psikologis akan ganggu hubungan antar partai dan ganggu fokus pemerintah dalam penanganan pandemi,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
“Jadi [kalau ada dalam waktu dekat], presiden saya duga hanya reshuffle terbatas saja dan bukan [melihat] mana perform [menteri yang] baik, mana enggak. Jadi pertimbangan [reshuffle] saya kira bukan soal kinerja, tapi siapa yang secara politik enggak kuat, dukungannya lemah, yang bisa diganti,” tambahnya.
Arya yakin reshuffle dalam waktu dekat tak lebih untuk memberikan posisi kepada kader PAN di kabinet.
“Karena pemerintah butuh support dari DPR kalau ada alokasi anggaran segala macam. Reshuffle enggak akan besar, sangat terbatas, dan faktor performa tidak akan dilihat,” tandas dia.
Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Ketua MPR Zulkifli Hasan di Istana Bogor. Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan merespons wacana reshuffle kabinet. Meski tak tegas mengkonfirmasi ada reshuffle, Zulhas menyatakan PAN siap masuk ke kabinet jika ditugaskan.
ADVERTISEMENT
"Kita enggak bahas itu sama sekali. PAN ini di mana pun kalau ditugaskan siap saja," kata Zulhas di sela-sela Rakernas PAN di Jakarta, Selasa (31/8).
Beberapa kementerian yang disebut akan diisi oleh PAN di antaranya Kemenko PMK dan Kemenhub. Meski demikian, Zulhas memastikan tak ada posisi khusus yang diinginkan PAN.
"Sama saja buat kami, tepat akan melakukan itu, komunikasi ke berbagai kalangan, apa yang menjadi sumbatan, ada yang merasa keadilan, hukum, ekonomi. Itu akan kami coba untuk menjembatani," imbuh Wakil Ketua MPR ini.