Curhat Dokter Bedah, Pasien Keluarkan Nanah 2 Liter Setelah Berobat dari Dukun

3 Oktober 2020 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dokter menutupi wajah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dokter menutupi wajah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Cuitan dokter bedah tulang, Asa Ibrahim (32), soal pasien yang dia tangani viral di media sosial baru-baru ini. Sebab, saat dioperasi, pasien itu mengeluarkan nanah sebanyak 2 liter dari pahanya.
ADVERTISEMENT
Asa menyebutkan, hal itu disebabkan karena pasien tidak segera membawanya ke dokter. Sebaliknya, pasien justru mendatangi dukun atau orang pintar.
"Ini kasus submuscular abscess ya, semacam ada nanah di bawah otot di bawah kulit," tulis Asa di akun Twitter pribadinya @asaibrahim, (30/9). Ia mengizinkan cuitannya untuk dikutip.
Awalnya, pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan paha yang terasa panas dan membesar. Tiga minggu sebelum datang, pasien itu mengaku jatuh di halaman rumah dan mengalami luka pada paha dan kaki.
Namun, ia tak langsung memeriksakannya ke dokter. Pasien itu disebut justru datang ke dukun. Luka pasien tersebut diberikan ramu-ramuan dan terapi.
Luka bagian luarnya memang kemudian mengering. Namun ia mengalami demam tak kunjung turun. Paha atas pun masih merasakan sakit yang tidak berkesudahan. Kendati demikian, sang dukun tersebut mengatakan bahwa kakinya sudah membaik.
ADVERTISEMENT
Belakangan, ia kemudian berobat ke dokter yang pada akhirnya dioperasi. Saat operasi, keluar nanah hampir 2 liter dari paha pasien tersebut.
Hal itu karena meski luka bagian luarnya kering, tapi bagian dalamnya tidak dibersihkan.
"Padahal kalau langsung ke puskesmas sudah cukup dibersihkan dan dijahit. Karena terlambat akhirnya bakteri dan kumannya semakin banyak menjadi nanah. Setelah operasi, semua nanah dan infeksi berhasil dibersihkan," imbuhnya.
Dokter Bedah Tulang Asa Ibrahim. Foto: Dok. Istimewa
Kasus keterlambatan penanganan akibat pasien yang lebih memilih melakukan pengobatan ke orang pintar atau dukun, menurut Asa, sering ditemui oleh dokter bedah tulang.
Paling umum adalah ketika pasien mengalami kasus patah tulang dan tidak segera diperiksakan ke dokter tulang, namun mengobatinya ke tempat urut.
"Pada kasus patah tulang yang cukup berat, apalagi ada kerusakan pembuluh darah, jika terlambat ditangani bisa menyebabkan kematian tangan atau kaki dan berakhir dengan amputasi, semua itu karena mereka membawanya ke orang pintar dulu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Asa berharap cuitannya tersebut dapat membuka wawasan kesehatan kepada masyarakat, dalam hal ini tentang penyakit tulang.
Dia memaklumi stigma rumah sakit atau dokter yang identik dengan operasi dan biaya yang mahal. Namun tidak semua penyakit ditangani dengan tindakan operasi. Terkait biaya, sudah ada BPJS yang menanggungnya.
"Program-program untuk merangkul orang pintar atau dukun alternatif juga perlu dilakukan. Pada beberapa kasus tertentu, dukun beranak misalnya, beberapa dari mereka yang teredukasi bisa bekerja sama dan mengirim kasus tersebut ke Rumah Sakit. Karena memang, memisahkan orang pintar dari kehidupan masyarakat cenderung sulit," tutupnya.
==