Curhat Helmy Yahya Susah Payah Bangkitkan TVRI, tapi Dipecat Dewas

28 Januari 2020 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Helmy Yahya saat Konferensi Pers Pemberhentianya Sebagai Dirut TVRI, Jumat (17/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Helmy Yahya saat Konferensi Pers Pemberhentianya Sebagai Dirut TVRI, Jumat (17/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hidup segan mati tak mau, begitu mungkin kondisi TVRI dalam persaingan televisi nasional. Keuangan bermasalah dengan predikat disclaimer 3 tahun, dan berada di posisi buncit TV paling ditonton di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, kondisi itu ternyata mampu disulap oleh Helmy Yahya saat dipercaya menjadi Direktur Utama TVRI periode 2017-2022. Helmy menambal bolong-bolong di TVRI dan berhasil menaikkan ratingnya hingga naik di urutan 11 dari 15 TV.
Di depan Komisi I DPR, Helmy kemudian bercerita saat awal dia masuk TVRI, hingga akhirnya dipecat sepihak oleh Dewan Pengawas TVRI.
"Saya bisa mendapatkan pengalaman hidup yang sangat luar biasa yaitu memimpin LPP TVRI selama 2 tahun 47 hari, dari 5 tahun masa kerja. Sungguh juga pengalaman hidup yang sangat luar biasa," ucap Helmy mengawali paparannya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/1).
Mantan presenter itu bercerita sebelum masuk TVRI, dia sempat berdiskusi dengan kakaknya, Tantowi Yahya, yang melarang dia masuk TVRI.
ADVERTISEMENT
"Dia terus terang melarang saya ‘ngapain kamu ngurusin TVRI, berat, sulit sekali’. Saya ikutin dia karena dia kakak saya dan saya seorang adik yang sangat nurut, beliau adalah idola saya," ucap Helmy.
"Tapi ada godaan lebih besar, seseorang datang kepada saya ‘Helmy, saya tahu Anda mendapatkan popularitas, Anda mendapatkan pencapaian dalam ekonomi dari mana? Dari televisi kan? Dan TVRI tempat belajar’," lanjutnya.
Mantan direktur utama TVRI Helmy Yahya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI, terkait pemecatan dirinya, Selasa (28/1). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Helmy mengaku memang dia belajar dan berkarier dari TVRI bersama rekannya, Adi Pemadi. Lalu atas saran itu, Helmy berunding dengan istri dan berkesimpulan siap ikut seleksi direksi TVRI.
"Saya lawan larang kakak saya, dan saya lanjutkan ikut Pansel untuk jadi dirut. Dan alhamdullilah saya terpilih mendapatkan amanah 29 November 2017," kata Helmy.
ADVERTISEMENT
Saat masuk TVRI, betul ternyata ucapan Tantowi Yahya. Usia pegawai tak ideal. 4.800 karyawan TVRI 72 persen usianya non milenial alias kolonial di atas usia 40 tahun. Milenial hanya 28 persen, yang berarti tidak ideal untuk sebuah media.
"Anggaran kami kecil sekali, di bawah RRI, di bawah Rp 1 triliun dibandingkan TV lain," lanjutnya.
Kain hitam bertuliskan #SAVE TVRI di kantor TVRI, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
Tak hanya itu, pengelolaan keuangan TVRI tiga kali disclaimer, berturut-turut menurut BPK. Sekitar 200 laptop dan kamera aset TVRI hilang.
Dihadapkan pada kondisi itu, Helmy menganggap tantangan dan bersyukur. Terutama karena tim direksinya solid, salah satunya Apni Jaya Putra, yang sudah kerja bersama Helmy di media sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Beliau saya minta pulang ‘Apni, kita mengabdi kepada negara’. Saya tahu waktu itu dia bekerja di lembaga media asing dengan gaji sangat tinggi. Saya juga kenalan Isnan adik kenal saya di STAN, orang sangat lurus dan terbaik. Bergabung juga Tumpak Pasaribu, akuntan juga, auditor juga, jadi kami di sana ada tiga auditor, saya mantan DPKP. Terus ada Rini dari TVRI yang saya pikir sudah selesai hidupnya, saya juga dapat Supriyono yang sempat bekerja di swasta, namun kembali lagi," bebernya.
Mulailah Helmy membuat berbagai terobosan dengan mengganti logo TVRI yang jadul, mengelola program-program TVRI, menaikkan rating salah satunya dengan Liga Inggris, hingga memulihkan keuangan dan aset perusahaan.
Tulisan "kami bangga dengan Kemajuan TVRI saat ini" di kantor TVRI, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
"Kami diaudit oleh BPK alhamdullilah sudah WTP sekarang, semua kami laporkan masalah keuangan kami transparan, kami penuhi integritas, menegakan zona integritas," tutur Helmy.
ADVERTISEMENT
Rating TVRI juga naik menjadi urutan 11 dari 15. Tak hanya itu, dari segi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), TVRI juga mengalami kenaikan selama Helmy menjabat.
"Saya pikir saya dan lima direksi yang lain dengan soliditas yang tinggi, integritas yang tinggi sudah melakukan hal yang sangat membanggakan, membuat publik Indonesia menonton, dan kami betul-betul ikut aturan," paparnya.
Mantan direktur utama TVRI Helmy Yahya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI, terkait pemecatan dirinya, Selasa (28/1). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Namun tiba-tiba di tengah bangkitnya TVRI, Dewan Pengawas membuat keputusan dengan memberhentikan Helmy Yahya. Helmy --dibela karyawan dan direksi-- akhirnya melawan keputusan semena-mena itu.
"Saya diberhentikan dengan cara sangat cepat. Apakah saya menyesal? Tentu saja tidak. Bagi saya ini satu pengalaman hidup yang mahal sekali, saya diminta sharing ke mana-mana," pungkasnya.