Curhat Murid Kelas 12 soal Perubahan Skema Masuk PTN: Takut hingga Senang
ADVERTISEMENT
Beragam respons disampaikan murid kelas 12 sekolah menengah atas (SMA) terkait perubahan skema masuk perguruan tinggi negeri (PTN ). Tiga jalur masuk PTN yang diubah syarat penilaiannya, dianggap oleh sebagian murid semakin memudahkan, tapi juga menyulitkan di sisi lainnya.
ADVERTISEMENT
kumparan menemui beberapa murid kelas 12 di sebuah SMAN di Tangerang Selatan . Mereka menanggapi perubahan ini dengan antusias sekaligus takut karena persaingan yang semakin ketat.
"Takut makin susah aja, sih, soalnya TPS (tes potensi skolastik) doang. Kita, kan, IPA, TPA (tes potensi akademik) diperluin juga. Soalnya TPS susah karena penalaran. Tapi sebenarnya setengah lega, sih, lebih sedikit [yang diujikan]," kata murid kelas 12 IPA, Sisilia, Jumat (9/9).
Hal tak jauh berbeda juga disampaikan murid lainnya. Dengan dibebaskannya murid memilih program studi (prodi) SNMPTN tanpa pembedaan IPA dan IPS, membuat mereka takut karena semakin banyak peminat satu prodi.
ADVERTISEMENT
"Kita tambah takut karena banyak saingannya. (Tapi) kita lebih senang juga, soalnya tes tinggal skolastik. Tapi sama aja, terus kita sekolah (belajar berbagai pelajaran) buat apaan," kata murid lainnya, Nadin.
Belum Ada Sosialisasi
Mereka menyampaikan hingga kini belum ada sosialisasi resmi terkait perubahan skema masuk PTN. Para murid juga masih disibukkan dengan tugas-tugas sekolah umumnya.
"Kita masih disibukin sama tugas-tugas. Paling semester 2 (baru persiapan masuk PTN). Sekarang masih normal belajar sama persiapan ujian praktik," kata murid lainnya, Hanum.
Mereka mengaku tidak ada rencana untuk berkuliah lintas jurusan. Mereka masih berkeinginan untuk melanjutkan kuliah sesuai jurusan SMA saat ini.
"Kita tetap saintek, enggak ada niat pindah jurusan," kata Sisilia.
Perubahan Aturan 3 Seleksi Masuk PTN
Dalam aturan terbaru, SNMPTN yang dulunya hanya menggunakan nilai 6 mata pelajaran sebagai dasar seleksi, diubah menjadi minimal 50 persen nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran dan maksimal 50 persen komponen penggali minat dan bakat.
ADVERTISEMENT
SBMPTN juga hanya akan mengetes potensi skolastik (TPS) dan menghilangkan tes potensi akademik (TPA). Perubahan ketentuan tes ini, menurut Nadiem, didasarkan pada SBMPTN yang selama ini menyebabkan murid hanya banyak menghafal.
Orang tua juga akhirnya memaksa anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar di lembaga berbayar.
Sementara jalur mandiri, PTN diwajibkan untuk mengumumkan kuota calon mahasiswa per program studi sebelum seleksi dilaksanakan, biaya kuliah bila lulus seleksi, dan mekanisme seleksi.