Curhat Nakes yang Terluka Akibat Ricuh Penolakan Vaksinasi di Aceh

29 September 2021 16:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Curhat nakes Fanni Eprilia Tika yang alami luka lebam akibat ricuh tolak vaksin di Aceh. Foto: Dok. Fanni Eprilia Tika
zoom-in-whitePerbesar
Curhat nakes Fanni Eprilia Tika yang alami luka lebam akibat ricuh tolak vaksin di Aceh. Foto: Dok. Fanni Eprilia Tika
Fanni Eprilia Tika (28) tak pernah membayangkan akan berada di tengah-tengah kerumunan massa, yang menolak vaksin hingga dirinya terluka saat bertugas.
Selasa (28/9) pagi kerumunan warga yang terdiri dari nelayan dan penjual ikan merusak lokasi vaksinasi di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Gampong Keude Susoh, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya).
Akibat keributan itu, Fanni mengalami luka lebam pada bagian betis belakang sebelah kanan. Ia syok karena saat kejadian Fanni berada di tengah massa yang sedang mengamuk.
Fanni membagikan apa yang ia alami tersebut melalui akun Instagramnya. Ia telah mengizinkan kumparan untuk mengutip unggahan tersebut.
Pada saat itu, tim yang bertugas berasal dari Puskesmas Sangkalan. Fanni yang merupakan seorang dokter yang bertugas dengan personel lainnya.
Curhat nakes Fanni Eprilia Tika yang alami luka lebam akibat ricuh tolak vaksin di Aceh. Foto: Dok. Fanni Eprilia Tika
Pada saat kejadian Fanni berpikir hidupnya akan berakhir pada hari itu. Ia langsung teringat suami dan anak yang sedang menunggu dirinya pulang ke rumah.
“Luka lecet yang saya alami dari lemparan batu masyarakat dan luka lebam dari pukulan kursi plastik yang di arahkan ke betis kanan saya. Saya mungkin menjadi sasaran amukan karena saya sulit melarikan diri karena posisi saya di bagian tengah dan terjepit di meja pemeriksaan," tulis Fanni dalam Instagram Storiesnya.
Ia menambahkan, keributan yang terjadi di lokasi berlangsung dengan cepat. “Lagi-lagi Nakes yang menjadi sasaran empuk warga karena kami tidak memiliki senjata. Bertubi-tubi lemparan batu dilempar ke arah kami," imbuhnya.
"Ya inilah namanya tanggung jawab dan tugas. Kami bergerak bukan karena kemauan kami, tapi perintah atasan yang lebih tinggi. Sekali lagi, kami hanya Nakes,” sebutnya.
Kericuhan tolak vaksin di Aceh Barat Daya, Selasa (28/9). Foto: Dok. Istimewa
Fanni mengaku telah memberikan keterangan terkait apa yang ia alami di lokasi kepada polisi.
“Keadaan saya Alhamdulillah baik, hanya mengalami luka lecet dan luka lebam,” imbuhnya.
Fanni mengatakan apa yang ia alami tak akan menggoyahkan semangatnya untuk selalu berjuang di garda terdepan dalam menangani COVID-19.
“Jika ditanya apakah saya masih sanggup membela negeri ini? Dengan lantang saya akan menjawab, saya masih siap. Saya tidak gentar sama sekali, saya tidak takut sama sekali,” ucapnya.
Kericuhan di PPI Ujong Serangga diduga karena warga emosi dan merasa dipaksa untuk mengikuti vaksin. Seorang nelayan bernama Hendra mengatakan, banyak muge (penjual ikan keliling) ditanya oleh petugas. Bagi warga yang belum divaksin, diminta ikut.
Kericuhan tolak vaksin di Aceh Barat Daya, Selasa (28/9). Foto: Dok. Istimewa
Hal itu membuat emosi warga karena aktivitas jual-beli ikan terganggu. Karena luapan emosi itu, mereka menolak hingga menimbulkan kericuhan.
“Kemarin itu mereka merasa rugi karena setelah ikan dibeli kemudian tidak dapat dijual kembali ke warga. Mereka terkesan dipaksa oleh petugas, siapa pun yang keluar maka harus divaksin,” kata Hendra kepada kumparan, Rabu (29/9).
Hingga kini, polisi telah menahan sebanyak tiga orang terkait kericuhan yang terjadi di lokasi vaksinasi tersebut. Polisi masih melakukan pengembangan terkait kericuhan tersebut.
“Sementara tiga orang dan masih berkembang,” Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy, Rabu (29/9).