Curhat Nelayan soal Pagar Laut Tangerang: Harus Memutar Jauh, Sering Tertabrak

10 Januari 2025 18:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perahu nelayan melintas di dekat pagar laut misterius di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Perahu nelayan melintas di dekat pagar laut misterius di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sejumlah nelayan yang berada di Pulau Cangkir, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, merugi setelah adanya pagar bambu yang terpasang sepanjang 30 kilometer di wilayah kelautan Kabupaten Tangerang, Banten.
ADVERTISEMENT
Heru, nelayan yang juga kader peduli lingkungan di Kronjo, Pulau Cangkir, Tangerang mengatakan, ia mengalami kerugian besar setelah pagar tersebut dibangun. Kerugian itu seperti rusaknya alat-alat jaringan, joran dan jumlah tangkapan ikan yang berkurang drastis.
"Ya susah saat nebar jaringan suka nyangkut di bambu (pagar misterius) jadi rusak. Ditambah perahu nelayan juga suka nabrak bambu itu karena gelap karena nelayan kan kerjanya malam," katanya, Jumat, (10/1).
Pagar laut terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
Ia juga mengungkapkan, jumlah tangkapan ikan juga berkurang lantaran sulitnya mencari jalan melewati pagar bambu yang terpasang di laut Tangerang tersebut.
"Bahan bakar juga jadi boros, biasanya cukup 10 liter sekarang harus 20 liter gara-gara harus cari-cari jalan melewati bambu itu, kita harus putar, namanya laut kan nggak bisa kayak rute lurus atau segala macam, kita mah lihatnya mana yang banyak ikan. Nah kadang nelayan tradisional seperti kami harus putar," ujarnya.
Nelayan di Pulau Cangkir, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, terkena imbas pembangunan tembok laut, Jumat (10/1/2025). Foto: Dok. kumparan
Lanjut Heru, jumlah tangkapan ikan juga turut berkurang drastis dari yang biasanya dalam semalam mendapatkan 10 kilogram ikan, saat ini hanya 2 kilogram ikan.
ADVERTISEMENT
"Wah kalau ikan juga sekarang jadi dikit sekali dapatnya. Paling semalam cuma dapat 2 kilo aja. Biasanya bisa 10 kilo," ucap dia.
Diketahui, pagar bambu itu memiliki tinggi 6 meter dengan kondisi 4 meter yang menancap ke laut. Pagar itu pun melintang sepanjang 30 km mengitari setengah wilayah laut Tangerang yang memasuki empat Kecamatan, Sukadiri, Mauk, Kronjo dan Pakuhaji dengan 16 desa.