Curhat Siswa ke Menteri Nadiem: Terpaksa Utang untuk Beli Kuota Belajar Online

29 Mei 2020 18:21 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim saat melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim saat melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Instagram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mengunggah lima surat inspiratif. Lima surat itu berasal dari tiga murid dan dua guru dari berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
Surat-surat itu bercerita soal perjuangan mereka selama belajar online di rumah.
Sudah hampir delapan pekan pandemi COVID-19 membuat siswa, guru dan orang tua harus melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing.
Lima surat dinobatkan paling inspiratif. Ketiganya mengalahkan 6.689 surat yang dikirimkan oleh siswa SD dan guru se-Indonesia pada lomba Menulis Surat untuk Mendikbud. Perlombaan itu berlangsung selama 11-17 Mei 2020 lalu.
Salah satu surat itu milik Rivaldi Yampata, siswa kelas IV SD 016 Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Rivaldi Yampata. Foto: Dok. Kemdikbud
Dalam suratnya, Rivaldi bercerita soal bagaimana ia harus hidup terpisah dari keluarganya. Ia tinggal terpisah agar tetap bisa mengikuti pembelajaran selama pandemi.
"Tahun ini saya dititipkan Mama dengan seorang guru yang sudah lama dikenal. Alhamdulillah selama saya di sini semua tugas yang diberikan guru, bisa saya selesaikan dengan baik," ujar Rivaldi dalam suratnya.
ADVERTISEMENT
Surat lainnya, dikirim oleh Alfiatus Sholehah, siswi kelas VB SDN Pademawu Barat, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Alfiatus Sholehah. Foto: Dok. Kemdikbud
Dalam suratnya, Alfiatus mengatakan kedua orang tuanya berprofesi sebagai buruh tani. Sementara ia harus belajar menggunakan telepon pintar.
"Sedangkan saya tidak punya. Saya juga merasa kasihan karena Ibu saya harus cari utangan untuk membeli paket internet agar saya bisa belajar di rumah," ujar Alfiatus.
Alfiatus bercerita ia ingin segera masuk ke sekolah dengan normal. Surat itu ditulis saat Ramadhan 2020 masih berjalan. Ia mengatakan, merindukan aktivitas bulan ramadhan di sekolah.
"Biasanya di sekolah diadakan kegiatan Pondok Ramadan. Tapi karena corona semua itu tidak ada lagi," ujar Alfiatus.
Surat ketiga ialah milik Atrice Napitupulu, siswa kelas IV SD YPPK Gembala Baik, Jayapura, Papua. Di suratnya ia mengatakan kasihan dengan teman-temannya yang tidak bisa mudik Lebaran.
ADVERTISEMENT
"Lebaran saya juga tidak bisa peta (Pegangan Tangan), makan bakso, es buah dan uang lebaran. Saya berharap virus corona cepat berlalu ya, Pak," ujar Atrice.
Atrice. Foto: Dok. Kemdikbud
Sementara dua surat inspiratif lainnya dikirim oleh guru SMP Islam Baitul Izzah, Nganjuk, Jawa Timur dan guru dari SD Kaenbaun, Timor Tengah Utara.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.