Curhatan Ketua KPU soal Caci Maki karena Banyak Petugas KPPS Meninggal

27 April 2019 13:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPU Arief Budiman di Kantor KPU Menteng, Jakarta. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPU Arief Budiman di Kantor KPU Menteng, Jakarta. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua KPU Arief Budiman menanggapi tudingan bahwa KPU tidak manusiawi sehingga banyak petugas KPPS yang tewas karena kelelahan.
ADVERTISEMENT
Menurut Arief, pihaknya sebelumnya telah meminta para petugas KPPS untuk mengatur ritme kerja agar tidak kelelahan. Namun menurutnya hal itu terkadang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
"KPU kan diprotes, dicaci maki, KPU enggak manusiawi, karena orang nonstop kerja terus enggak pakai istirahat, loh undang-undang mengatakan pemungutan suara dan perhitungan harus selesai di hari yang sama, artinya tanggal 17 (April) harus selesai," ujar Arief di diskusi Polemik 'Silent Killer Pemilu Serentak' di d'Consulate Cafe, Sabtu (27/4).
"Untung ada keputusan MK, supaya enggak ada perdebatan hukum, ditambah 12 jam. Artinya sampai jam 12 siang di hari berikutnya itu boleh diselesaikan. maka KPU perintahkan ke petugas di lapangan silakan atur ritmenya, misalnya jam 6 persiapkan TPS, jam 7 dibuka, jam 13 ditutup, silakan istirahat, silakan atur iramanya tapi situasi di lapangan kadang enggak memungkinkan lakukan hal-hal seperti itu," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, KPU juga mengeluarkan PKPU untuk mengurangi jumlah pemilih di suatu TPS yang tadinya 500 orang menjadi 300 orang. Pengurangan jumlah TPS itu dinilai bisa mengantisipasi kelelahan para petugas KPPS.
"Apakah KPU tidak lakukan sesuatu? Sudah, kita sudah antisipasi ini sejak awal. Undang-undang pemilu katakan pemilih 500 per TPS, tapi KPU lakukan simulasi ternyata bekerja overtime, makanya dikurangi jadi 300," ujarnya.
Akan tetapi menurut Arief, banyaknya petugas yang kelelahan hingga meninggal dunia itu juga tak lepas dari desain UU Pemilu yang mengharuskan tahapan pemilu diselesaikan tepat waktu.
"Desain pemilu kita 2019 memang ini cukup berat, tahapan-tahapan pemilu harus tepat waktu," kata Arief
"Satu-satunya kegiatan yang tahapan diatur ketat itu tahapan pemilu, ini yang bedakan institusi penyelenggara pemilu dengan institusi lembaga lain. Departemen-departemen lain kalau ada kegiatan yang kurang bisa ditinggal, dilewati, tetapi kalau penyelenggara pemilu enggak boleh, hari ini, harus hari ini," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, per data Jumat (26/4) Ada total 230 petugas pemilu yang meninggal dunia dan 1.675 lainnya jatuh sakit.