Curhatan TKI di Hong Kong yang Resah karena Virus Corona

19 Februari 2020 12:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat Hong Kong menggunakan masker untuk mengantisipasi terkena virus corona. Foto: AFP/DALE DE LA REY
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat Hong Kong menggunakan masker untuk mengantisipasi terkena virus corona. Foto: AFP/DALE DE LA REY
ADVERTISEMENT
Sudah 10 tahun Siti Aminah (34) tinggal di Hong Kong. Biasanya, setiap pagi dia pergi ke pasar untuk belanja. Ketika libur, ia bisa bertemu dengan teman-teman TKI lainnya. Entah, berkumpul atau sekadar makan bersama. Tapi, semua kebiasaan itu berubah sejak virus corona mewabah.
ADVERTISEMENT
“Sekarang dibatasi. Sama majikan hanya boleh keluar satu kali per hari. Jadi resah (karena) kurang bebas. Kurang enak hati,” kata wanita kelahiran Salatiga, Jateng, kepada kumparan, Rabu (19/2).
Tidak hanya Aminah, sejumlah TKI di Hong Kong juga merasakan hal yang sama. Ada yang merasa khawatir karena virus corona. Bahkan, wabah tersebut membuat semangat mereka menjadi turun. Hal itu terlihat dari curahan hati di grup-grup Facebook.
Status TKI di Hong Kong. Foto: Dok. Grup Facebook JOB CARI MAJIKAN DI HONGKONG
Sebelum ada virus corona, kata Aminah, pekerja Indonesia bisa dengan bebas beraktivitas di luar rumah. Seperti bertemu dengan sesama TKI di toko-toko Indonesia. Atau sekadar makan di luar.
“Mulai dari adanya virus, kegiatan sekolah diliburkan. Ya, kita keluarnya sangat minim. Saya sendiri satu kali keluar (per hari). Pas belanja pagi hari,” tutur Aminah.
ADVERTISEMENT
Bagi Aminah, pembatasan ini membuat semangat kerjanya turun. Sebab, ia merasa bingung dengan kegiatan yang harus dilakukan ketika libur. Belum lagi, tambah Aminah, pemberitaan tentang corona yang dinilai simpang siur.
“Banyak sekali ya mbak-mbak (TKI) khawatir, terus yang biasanya enjoy rileks saat libur jadi tidak bisa karena ada corona itu,” tambah Aminah.
Terkait kondisi tersebut, Aminah sudah mengabarkan kepada keluarganya yang tinggal di Kebumen, Jateng. Suaminya berpesan untuk selalu hati-hati dan menjaga kesehatan.
Warga Hong Kong antre untuk mendapatkan masker. Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Sementara itu, Aminah mengatakan, persediaan masker di Hong Kong mulai menipis. Selain itu, harganya bisa naik hingga 8 kali lipat.
“Yang dulunya 1 boks dijual 50 Dollar Hong Kong (HKD) (Rp 80 ribu), sekarang paling murah 250 HKD (Rp 440 ribu), bahkan ada yang 400 HKD (Rp 705 ribu),” ungkap Aminah.
ADVERTISEMENT
Karena melambungnya harga masker, kata Aminah, banyak TKI yang memesan masker dari Indonesia. Bahkan ada juga yang meminta bantuan keluarga di kampung untuk mengirimkan masker ke Hong Kong.
“Karena banyak yang pesan (masker), barangnya masih menumpuk di Jakarta,” tambah Aminah.
Dilaporkan 2 orang meninggal karena terjangkit virus corona di Hong Kong.
Kejadian pertama, seorang pria berusia 39 tahun meninggal pada 4 Februari 2020 setelah pergi ke Wuhan, Hubei, China, pada 21 Januari 2020.
Kasus kematian kedua akibat kasus virus corona menimpa pria berusia 70 tahun yang meninggal pada Rabu (19/2) pukul 07.00 waktu setempat.