CVR Sriwijaya Air Tak Pancarkan Sinyal, Basarnas Maksimalkan ROV

17 Januari 2021 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah prajurit TNI AL pengawak KRI Rigel-933 mengamati robot bawah laut atau 'Remotely Operated Vehicle (ROV)' yang diturunkan di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1).  Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah prajurit TNI AL pengawak KRI Rigel-933 mengamati robot bawah laut atau 'Remotely Operated Vehicle (ROV)' yang diturunkan di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pencarian CVR pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) terus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas, Mayjen TNI Bambang Suryo Aji, mengatakan memori CVR Sriwijaya Air tak lagi memancarkan sinyal karena underwater locator beacon sudah ditemukan bersama dengan FDR. Oleh sebab itu pihaknya akan memaksimalkan penggunaan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) untuk proses pencarian.
“Persoalannya sinyalnya yang ada di CVR itu sudah tidak memunculkan sinyal, sehingga pencarian dengan pinger locator ini sudah tidak bisa seperti itu. Yang efektif adalah dengan menggunakan ROV, kerja ROV,” kata Bambang di JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (17/1).
Petugas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memindahkan Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Selasa (12/1). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Penggunaan robot ROV, kata dia, akan dimaksimalkan khususnya pada waktu malam hari, saat para penyelam menghentikan aktivitas pencariannya. Sebab, sonar yang dikeluarkan ROV sangat berbahaya bagi penyelam.
ADVERTISEMENT
Kondisi dasar laut yang sudah tak ada penyelam juga diharapkan membuat jarak pandang lebih baik. Sehingga ROV dapat menangkap gambar lebih baik sebagai acuan tim penyelam untuk mengangkat black box.
“Itu maksimal bisa dilaksanakan yang terbaik adalah pada saat malam hari ketika tim penyelam sudah berkurang dia membutuhkan suasana di kedalaman itu yang jernih. Sehingga bisa maksimal melihat barang-barang yang ada di bawah,” ujarnya.
Penyelam Marinir mencari CVR Sriwijaya Air. Foto: Korps Marinir TNI AL
Sebelumnya diberitakan, pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJ 182 hilang kontak pada pukul 14.40 WIB.
Pesawat jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Pesawat itu membawa penumpang 40 dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, pilot-kopilot, satu petugas keselamatan penerbangan dan tiga awak kabin.
ADVERTISEMENT