Dalam 6 Hari, Angka Kematian karena Corona di Indonesia Naik Dua Kali Lipat

31 Maret 2020 19:10 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi physical distancing. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi physical distancing. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia mencatatkan kasus kematian pertama karena virus corona pada 11 Maret 2020. Berdasarkan keterangan jubir penanganan virus corona dari Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, pasien yang meninggal merupakan pasien nomor 25. Dia merupakan seorang WNA, meninggal ketika menjalani perawatan di ruang isolasi RSUP Sanglah, Bali.
ADVERTISEMENT
Pada 13 Maret 2020, pemerintah mengumumkan pasien yang meninggal untuk kali kedua. Korban meninggal bertambah 3 orang, semuanya WNI, mereka adalah pasien nomor 35, 36, dan 50. Di hari yang sama angka pasien positif corona di Indonesia melonjak hingga 100 persen menjadi 69 kasus dari sebelumnya 34 kasus.
Hingga 31 Maret 2020, jumlah pasien positif corona yang meninggal mencapai 136. Angka ini belum termasuk jumlah ODP dan PDP yang masih menunggu hasil lab ketika menghembuskan napas terakhirnya.
kumparan menghitung rata-rata kematian yang terjadi di Indonesia akibat virus corona. Data yang kami gunakan berasal dari konferensi pers yang dilakukan setiap harinya.
Sejak 2 Maret, sejak kasus pertama diumumkan, terdapat 136 kasus kematian. Maka jika angka tersebut kita bagi dengan kurun waktu corona di Indonesia, yakni 29 hari. Maka akan didapatkan angka 4,6 yang kami bulatkan menjadi 5.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan perhitungan itu, dapat disebutkan bahwa terdapat rata-rata 5 kasus kematian akibat corona di Indonesia setiap harinya.
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus Corona. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Dalam studi kependudukan atau demografi, terdapat istilah doubling time. Yaitu waktu yang dibutuhkan suatu populasi untuk menggandakan jumlahnya. Pada kasus virus corona, doubling time digunakan untuk memproyeksikan angka kasus positif dan kasus kematian. Angka tersebut berfungsi sebagai acuan data bagi pemerintah untuk menentukan langkah penanganan.
Dikutip dari washingtonpost.com, ada beberapa faktor yang mempengaruhi doubling time. Salah satunya, kesigapan prosedur medis.
Pada kasus corona, tingkat kematian dipengaruhi oleh kecepatan penanganan pasien oleh tenaga medis. Selain itu, ketersediaan infrastruktur kesehatan juga menjadi faktor yang mampu mendorong angka tersebut naik ataupun turun.
Semakin kecil angka doubling time menandakan bahwa tingkat penambahan kematian semakin tinggi. Berdasarkan data dari ourworldindata.org, angka doubling time kematian karena corona di Indonesia menunjukkan angka 6 hari. Artinya jumlah kasus meninggal akan menjadi dua kali lipat tiap 6 hari.
ADVERTISEMENT
Perhitungan ini bisa dilihat dari angka kematian karena kasus corona di Indonesia pada Selasa (31/2) yang mencapai 136. Jika kita membagi angka tersebut dengan angka 2, makan didapatkan angka 68. Kemudian kita mencari angka mana yang paling mendekati dengan angka tersebut untuk menentukan acuan tanggalnya.
Angka yang mendekati adalah 58, yakni pada tanggal 25 Maret 2020. Tanggal tersebut kemudian kita hitung selisihnya dengan tanggal 31 Maret. Maka, didapatkan angka 6 sebagai doubling time kasus kematian corona di Indonesia.
Pada kita memilih 58 angka pada 25 Maret sebagai acuan, doubling time yang diperoleh konsisten 6 hari. Angka pada 25 Maret menunjukkan jumlah dua kali lipat dari angka pada 19 Maret yakni 25.
ADVERTISEMENT
kumparan membuat perbandingan doubling time antara Indonesia dan 5 negara dengan angka kematian tertinggi akibat corona. Adapun data yang digunakan disadur dari worldmeters.info dan ourworldindata.org, berikut perbandingannya.
Angka doubling time Indonesia menempati urutan kedua. Di posisi tersebut Indonesia sejajar dengan dengan Prancis dan Spanyol. AS menempati urutan pertama dalam daftar tersebut dengan doubling time selama 4 hari.
Saat ini, Pemerintah Indonesia tengah mencanangkan beberapa tahapan untuk mengurangi angka positif dan kematian akibat corona di Indonesia. Salah satunya, deteksi dini melalui rapid test, yang mampu mendeteksi lebih cepat.
Ruang instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro
Berbicara seputar puncak pandemi di Indoensia, Badan Intelijen Negara (BIN) telah membuat prediksi. Berdasarkan prediksi BIN, puncak penyebaran virus corona akan jatuh pada bulan Mei atau saat bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah membuat skema menggunakan perhitungan matematis, di Indonesia outbreak akan terjadi dalam 60 hari, berarti bulan Mei," kata Deputi V BIN Afini Boer pada Senin (16/3).
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!