Daratan Pulau Jawa Diguncang Gempa Kerak Dangkal: dari Dieng Sampai Sukabumi

4 September 2020 19:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gempa.  Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Waspada dan hati-hati. BMKG mencatat adanya gempa gerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif di daratan Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Gempa ini terjadi dalam 2 hari terakhir yaitu tanggal 3 dan 4 September 2020. BMKG sudah mencatat telah terjadi 4 kali aktivitas gempa kerak dangkal.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono memberi penjelasan soal gempa yang terjadi itu.
Berikut penjelasan Daryono dalam keterangannya, Jumat (4/9).
Gempa-gempa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gempa Dieng magnitudo 2,2 pada 3 September 2020 pukul 5.00.36 WIB dengan lokasi episenter pada koordinat 7,12 LS dan 109,78 BT tepatnya di darat pada jarak 14 km arah utara Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, kedalaman 10 km, dan dirasakan di Dieng I-II MMI.
2. Gempa Sukabumi magnitudo 2,7 pada 3 September 2020 pukul 20.42.39 WIB lokasi episenter pada koordinat 7,08 LS dan 106.95 BT tepatnya di darat pada jarak 18 km arah Tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat, kedalaman 10 km, dan dirasakan di Kecamatan Nyalindung Sukabumi II-III MMI.
ADVERTISEMENT
3. Gempa Bantul magnitudo 3,1 pada 4 September 2020 pukul 00.07.15 WIB Lokasi episenter pada koordinat 7,93 LS dan 110,48 BT di darat pada jarak 15 km arah Baratlaut Gunungkidul, Yogyakarta, kedalaman 5 km dan dirasakan di Bantul II MMI.
4. Gempa Sukabumi magnitudo 3,3 pada 4 September 2020 pukul 13.30.52 WIB lokasi episenter pada koordinat 7,11 LS dan 106,93 BT tepatnya di darat pada jarak 20 km arah Tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat, kedalaman 4 km dan dirasakan di Kec. Nyalindung Sukabumi II-III MMI.
Daryono menjelaskan, gempa akibat aktivitas sesar aktif, meskipun magnitudonya tidak terlalu besar maka patut diwaspadai.
"Keberadaan sesar aktif yang jalurnya dekat kawasan permukiman tentu sangat berisiko dapat menimbulkan kerusakan dan juga korban jiwa," beber Daryono.
Ilustrasi gempa Foto: kumparan/Nunki Pangaribuan
Daryono mengungkapkan, untuk menimbulkan terjadinya kerusakan bangunan rumah, gempa akibat sesar aktif dangkal tidak harus berkekuatan besar.
ADVERTISEMENT
BMKG mencatat bahwa sejak 2015 di Pulau Jawa saja setidaknya telah terjadi 5 kali gempa merusak yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang berkedalaman dangkal dengan magnitudo kurang dari 5,0 (M<5,0).
Gempa-gempa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gempa Madiun Magnitudo 4,2 pada 25 Juni 2015.
2. Gempa Pangalengan Magnitudo 4,2 pada 6 November 2016.
3. Gempa Garut Magnitudo 3,7 pada 18 Juli 2017.
4. Gempa Banjarnegara Magnitudo 4,4 18 April 2018 merusak lebih dari 316 bangunan rumah.
5. Gempa Lebak Magnitudo 4,4 pada 7 Juli 2018.
"Sebagai upaya mitigasi gempa, kami akan terus mengimbau agar masyarakat serius dalam mewujudkan bangunan rumah tahan gempa serta memahami cara sesaat saat terjadi gempa bumi," jelas dia.
ADVERTISEMENT