Dari Lahan Kosong Penuh Alang-alang, Gamol Kini Berubah Jadi Desa Wisata

24 November 2020 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siapa sangka, lahan kosong penuh alang-alang kini menjadi kawasan wisata tani dan budaya yang ramah lingkungan. Ya, ini terjadi di Desa Gamol, Balecatur, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebuah desa biasanya menjadi desa wisata jika memiliki kekayaan alam, budaya, atau karakteristik tertentu yang bisa jadi daya tarik pelancong. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk Desa Gamol. Kepala Dukuh Gamol & Kepala Deswitadaya Gamol, Tamtama menceritakan, sebelumnya Desa Gamol hanya berupa lahan kosong penuh alang-alang.
Sebelum menjadi desa wisata, kawasan ini dipenuhi lahan menganggur yang tidak dimanfaatkan. Belum lagi pendapatan desa yang begitu minim karena tidak ada objek wisata yang bisa dioptimalkan seperti desa-desa lain di Yogyakarta. Padahal, letak desa ini sangat strategis, hanya perlu waktu 20 menit mengendarai mobil dari pusat wisata Yogyakarta untuk sampai di Desa Gamol.
Melihat kondisi itu, di tahun 2009, warga Dusun Gamol mulai berbenah. Saat berkumpul membahas penataan desa, tercetuslah gagasan membangun wisata edukasi budaya.
Pada 2010, Desa Wisata Budaya Gamol akhirnya membuka diri untuk kunjungan wisatawan. Pengunjung bisa mengenal desa secara utuh melalui kegiatan masyarakat Gamol sehari-hari seperti bercocok tanam, budidaya ikan, sampai memerah dan mengolah susu kambing.
Lalu pada 2013, warga Desa Gamol mendapatkan bantuan dan binaan dari Pertamina melalui area operasi Terminal BBM Rewulu dengan program CSR untuk mengembangkan desa wisata ini. Sejak saat itu, Desa Wisata Gamol mengalami kemajuan pesat.
Salah satu wujud dari kemajuan tersebut di antaranya terciptanya kelompok peduli lingkungan (pengelolaan sampah mandiri). Sistem ini mengajak setiap kepala keluarga (KK) untuk memberikan sampah rumah tangga mereka secara sukarela. Kemudian hasil sedekah sampah tersebut digunakan untuk kegiatan sosial desa. Bentuk kegiatan lainnya adalah karang taruna serta pengelolaan lahan-lahan yang tidak digunakan.
Tak hanya itu, ada juga kelompok budi daya jamur yang telah menghasilkan produk-produk olahan. Sebut saja, keripik jamur dengan berbagai varian rasa, kerupuk jamur, kaldu jamur non MSG, brownies jamur, lumpia jamur, dan nugget jamur.
Untuk pengolahan kambing, Desa Gamol juga terus digenjot agar menghasilkan produk dari olahan susu seperti, kerupuk susu, susu bubuk, susu cair, dan permen susu kambing PE. Penjualan susu tersebut sudah berjalan sejak tahun 2016.
Lantas bagaimana perubahan Desa Gamol kini? apa saja perubahan yang memberi manfaat dan energi bagi warganya? Yuk simak lewat tayangan video di atas ya!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Pertamina