Dari Mana Datangnya Simbol Cinta?

20 Februari 2019 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cinta dan matahari terbenam Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cinta dan matahari terbenam Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Arkeolog telah menemukan artefak berupa koin perak yang berbentuk jantung. Diyakini berasal dari abad ke-6 hingga ke-5 SM. Setidaknya, itu yang dituliskan T. V karya Buttrey dalam artikel berjudul The Coins and the Cull dalam majalah Expedition tahun 1992,
ADVERTISEMENT
Koin itu ditemukan di daerah Kirene (sekarang Libya), Afrika Utara. WIlayah yang dulunya menjadi jajahan Yunani.
Koin perak berlambang jantung ini disebut Buttrey, menggambarkan buah dari tanaman Silphium. Jenis buah yang dalam catatan sejarah kerap digunakan sebagai bahan kontrasepsi.
Cara penggunaannya, para perempuan di zaman itu yang ingin berhubungan seksual, mencelupkan wol ke dalam cairan sari buah silphium. Wol itu, lalu dimasukkan ke dalam vagina.
Keberadaan koin perak ini juga menjadi tanda kemakmuran di Kirene. Sebelum akhirnya Alexandria menjadi pusat peradaban baru pada abad ke-2 M.
Koin Kirene. Foto: Dok. Wikipedia
Ketika itu seks memang dikaitkan dengan cinta…
Sumber lain di era yang sama menyebutkan, lambang jantung sudah ditemukan di tembikar orang Yunani Kuno. Simbol itu, bahkan disebut sudah secara umum ada di cangkir-cangkir kerajaan.
ADVERTISEMENT
“Seperti pada cangkir skyphos Athena dari koleksi Museum Getty yang dibuat di Athena pada akhir abad ke-5 SM,” kata Kepala Pusat Penelitian Seni Klasik Universitas Oxford Peter Stewart, seperti yang ditulis BBC.
Stewart menjelaskan, penemuan tembikar itu dikaitkan dengan Dionysus, sang Dewa Anggur. Di masa itu, anggur merupakan minuman yang erat hubungannya dengan jalinan kasih.
“Vas-vas tempat kami menemukan motif-motif ini sering dirancang untuk minum anggur, terutama untuk simposium,” ujar Stewart.
Walau begitu, Stewart sendiri tidak yakin 100 persen ketika lambang jantung yang terdapat di tembikar dikaitkan dengan cinta.
Di sisi lain, pembicaraan cinta mulai meluas di abad-abad awal Masehi. Cinta sebagai simbol banyak diungkap oleh para penyair.
ADVERTISEMENT
Misalnya, pada abad ke-2 M di Alexandria, cinta direkatkan dengan hubungan antarmanusia. Simbol-simbol jantung terdapat pada artefak-artefak yang terdapat di tembikar yang ditemukan di reruntuhan Alexandria.
Lambang itu kemudian ditafsirkan juga sebagai sumber kekuatan penting dalam mitos peradaban di wilayah tersebut.
Sementara sekitar tahun 360 SM, Aristoteles yang termasuk dalam tiga filsuf paling berpengaruh di pemikiran Barat berpendapat, jantung adalah pusat pemikiran dan emosi. Bahkan, jantung lebih kuat daripada pengaruh otak sebagai sistem saraf.
Patung Aristoteles Foto: Pixabay
Hati Sebagai Simbol Cinta
Setelah abad ke-2 M, jantung sebagai simbol cinta tak lagi menjadi pembicaraan khusus. Tak juga ada perdebatan berarti antarsejarawan yang tertulis dalam buku atau dokumen tertentu.
Dalam buku ‘The Book of the Heart’ karya Eric Jager, seorang profesor bidang sastra abad pertengahan di Universitas California Los Angeles, disebutkan jika lambang cinta awalnya digambar untuk keperluan dekoratif, Salah satunya, yang terdapat di Prancis, abad ke-14.
ADVERTISEMENT
“(Orang-orang pada saat itu) menganggap hati kita sebagai buku ingatan, tempat di mana perintah Tuhan ditulis. Dan perasaan [yang dipercaya] untuk orang yang dicintai entah bagaimana ditulis di hatimu,” kata Jager dikutip dari TIme tahun 2017.
Jager menambahkan, ada kisah-kisah yang membayangkan perempuan-perempuan kudus yang hatinya dikatakan terbuka setelah kematian mereka. Dan di dalam hati mereka ada prasasti yang menunjukkan cinta kepada Tuhan atau Yesus.
“Jadi masuk akal bahwa bentuk hati dikaitkan dengan hati yang sebenarnya,” ungkap Jager.
Kota Kirene. Foto: Dok. Wikimedia
Sementara itu, Carlos Machado, seorang ahli jantung dan ilustrator medis mengatakan, bentuk yang akrab dengan simbol cinta memang agak menyerupai empat ruang jantung. Apabila dipotong terbuka, maka gambaran simbol cinta yang muncul.
ADVERTISEMENT
“Tetapi bentuknya lebih dekat dengan tampilan hati burung atau reptil. Mengingat bahwa studi anatomi sebelum abad ke-14 didasarkan pada pembedahan hewan,” ungkap Machado.
Pierre Vinken dalam bukunya The Shape of Heart menyebutkan, menjelang pertengahan abad ke-14, ditemukan ilustrasi jantung dalam sebuah gambar yang menyertai puisi cinta di Prancis. Puisi itu berjudul Le Roman De La Poire karya Thibaut.
VInken meyakini, puisi itu adalah sumber gagasan bahwa seseorang dalam cinta bisa "memberikan" hatinya kepada yang dicintai. “Cara kekasih dalam puisi itu membagikan buah pir,” tutur Vinken.
Sekitar 150 tahun kemudian yakni pada awal abad ke-15, ditemukan permadani di Louvre, Paris, Prancis. Ada gambar seorang pria yang memegang hati merah kecil di atas permadani itu.
ADVERTISEMENT
Gambar itu menjadi salah satu representasi paling populer dari cinta yang hakiki. Tentang cinta yang mengatur perilaku dan disalurkan ke sastra serta puisi.
Museum Louvre, Paris, Prancis. Foto: Dok. Pixabay