Data Komorbid Jemaah Haji RI: 15.300 Hipertensi, 5.600 Diabetes, 1.700 Jantung

17 Juni 2022 22:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyambutan jemaah haji Indonesia dari Madinah tiba di Makkah.
 Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penyambutan jemaah haji Indonesia dari Madinah tiba di Makkah. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 100.051 jemaah pada tahun 2022, dengan syarat maksimal berusia 65 tahun dan sudah vaksin COVID-19 ketiga atau booster.
ADVERTISEMENT
Di antara para jemaah itu ternyata tidak sedikit yang mempunyai penyakit bawaan atau komorbid. Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah, dr Muhammad Imran, menyebut paling banyak komorbid adalah hipertensi.
"15.300 jemaah kita hipertensi, paling tinggi dari jumlah komorbid lainnya. Begitu melunasi kita periksa, yang jantung 1.700, diabetes 5.600 jemaah, asma 430 jemaah, gagal ginjal 148 orang," ucap Imran di Makkah, Jumat (17/6).
Imran menyebut para jemaah dengan komorbid ini menjadi perhatian tenaga kesehatan di tingkat kloter, sektor, maupun daker. Mereka sudah diedukasi soal menjaga kesehatan dan disarankan membawa obat.
"Kita juga siapkan obat-obatan kontrol dan emergency. Tapi pencegahan berikutnya konsultasi dengan spesialis. Sebelumnya pola seperti ini belum pernah kita laksanakan," tuturnya.
Jemaah Haji Indonesia. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
Untuk jemaah yang punya jantung berat, Imran menyarankan ibadah saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) disafariwukufkan, yaitu menunaikan ibadah dari dalam mobil atau bus, tidak turun di lapangan.
ADVERTISEMENT
"Kalau di Armuzna kan berat di sana," kata dr Imran.

Strategi Ibadah Jemaah Risiko Tinggi

Imran menyebut para jemaah dengan komorbid aktivitasnya harus dibatasi, karena mereka dikategorikan jemaah dengan risiko tinggi atau Risti.
"Metodenya istirahat-istirahat. Dari Safa ke Marwa jalan kaki 400 meter. Bagi yang Risti, dari safa ke Marwa istirahat dulu, berdoa 2 menit untuk menurunkan denyut nadi, yang penting memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terporsir. Kemudian jalan lagi setiap putaran harus istirahat. Mungkin selesainya lebih lama, tapi lebih aman," urainya.
Imran juga berharap para jemaah ini mengatur aktivitas ibadah selama menunggu puncak haji. Biasanya mereka sudah punya agenda ibadah yang diatur oleh KBIH, seperti berapa kali umrah, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
"(Mereka) harus didampingi karena kalau tidak, tertinggal dengan jemaah lain. Apakah didampingi ketua regunya atau dibarengkan dengan jemaah lain," kata Imran.
Jemaah haji RI laksanakan Tawaf di Masjidil Haram. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
-----------------
Ikuti informasi seputar haji 2022 langsung dari Arab Saudi dalam Kabar Haji 2022 hanya di kumparan.